Bagi para oposan pemimpin Kuba, Fidel Castro, ketidakhadiran pemimpin karismatik berusia 81 tahun pada 13 Agustus itu pada peringatan Hari Pemberontakan Nasional yang berlangsung Kamis (26/7) merupakan sebuah akhir. "Sudah berakhir bagi Fidel Castro sebagai presiden dan panglima," ujar Mastha Beatriz Roque di Havana, Kuba, kemarin.
Roque, yang dijuluki "perempuan besi", dikenal sebagai penentang Castro yang sudah 48 tahun berkuasa di Kuba. Roque pada tahun 2003 dijebloskan ke penjara bersama para oposan terkemuka lainnya, tetapi dibebaskan setahun kemudian karena alasan kesehatan.
"Dia hadir, tetapi hanya begitu saja," ujar Roque soal penampilan Castro di televisi kemarin. Hari Pemberontakan Nasional, yang merupakan hari libur di Kuba, memperingati aksi perlawanan atas diktator Kuba, Fulgencio Batista, yang dipimpin Castro tahun 1953. Aksi ini yang membawa Castro ke puncak kekuasaan tahun 1959.
Pada perayaan kemarin, Castro pertama kalinya absen. Hanya adiknya, Raul Castro, yang menjadi pimpinan sementara yang tampil memberikan pidato dan merayakan hari kemenangan itu di jalan-jalan Havana. Castro sempat tampil tahun lalu pada peringatan ini, tetapi sehari kemudian harus menjalani pembedahan. Dia belum juga pulih dan beberapa kali dilaporkan menjalani pembedahan sebuah lokasi yang dirahasiakan.
Para analis menuturkan, absennya Castro pertama kali selama 48 tahun ini karena sebuah alasan yang kuat. Pemimpin Kuba ini diduga sudah tak bakal balik lagi ke tampuk kekuasaan. Raul Castro (76) secara pasti memegang kekuasaan di sana.
Jika demikian, ke depan Kuba bakal menghadapi perubahan drastis, terutama dalam hubungan dengan tetangganya, Amerika Serikat. Washington DC selama 45 tahun menerapkan embargo ekonomi atas Havana karena sikap perlawanan Fidel Castro yang militan atas kapitalis dan Barat.
Namun, sejauh ini Raul Castro yang mendapat "pelajaran" langsung dari abangnya belum memperlihatkan sikap melunak atas AS. Raul bahkan mengatakan tidak akan berbicara dengan pemerintahan Presiden George W Bush yang sangat anti-Kuba. Dia hanya menghendaki pemerintahan AS mendatang. Dunia kini menanti perubahan di Kuba. (AFP/ppg)
No comments:
Post a Comment