Monday, March 17, 2008

Analisis Kabinet Baru Malaysia


Setelah Barisan Nasional (BN) kembali berkuasa, perhatian publik kembali tertuju pada pembentukan kabinet. Dengan suara mayoritas yang berkurang, berbagai pihak sudah memprediksikan siapa yang layak dan tidak layak dilantik, partai mana yang harus diberi kuota lebih dalam kabinet, dan sebagainya.

Tentu banyak yang lega mendengar pernyataan Presiden Malaysian Indian Congress (MIC, satu dari 14 partai dalam koalisi BN), Samy Vellu, di mana dia tidak akan menerima jabatan senator yang membuatnya bisa dilantik sebagai menteri. Setidaknya satu tanggung jawab sudah dikurangi. Mungkin ada lagi sisa tanggung jawab yang ada?

Dalam usaha BN memulihkan kembali nama baiknya setelah banyak kursi parlemen direbut oposisi, komposisi kabinet yang akan dibentuk juga harus menggambarkan hasrat rakyat. Ini berarti, Abdullah Ahmad Badawi harus melakukan perubahan drastis dalam kabinetnya, termasuk menggugurkan beberapa muka lama, walaupun menang dalam pemilu.

Biarlah kabinet itu --yang pasti mewakili semua etnis yang ada, termasuk etnis pribumi di Sarawak dan Sabah-- memperlihatkan napas baru, aspirasi baru, dan harapan baru untuk menghadapi oposisi di Dewan Rakyat. Saat kabinet baru mulai melakukan sidang kabinet Rabu depan, rakyat sudah pasti ingin melihat muka baru mewakili berbagai etnis, walaupun beberapa tokoh veteran yang tenaganya masih diperlukan, bisa membantu tenaga muda.

Belum dapat dipastikan apakah Badawi akan memperkecil kabinetnya ketika mengumumkan perubahan pada Senin atau Selasa depan. Sebelum parlemen dibubarkan, ada 32 menteri kabinet, termasuk perdana menteri dan wakil perdana menteri. Jumlah itu berdasarkan jumlah 199 orang anggota parlemen BN yang menang Pemilu 2004. Tapi, pada pemilu kali ini, jumlah tersebut berkurang menjadi 140 orang.

Jika kabinet tetap dengan jumlah sama, berarti jumlah pendukung BN di Dewan Rakyat berkurang. Pendukung BN yang banyak sangat perlu untuk menandingi 82 anggota parlemen dari oposisi yang setidaknya meriuhkan suasana sidang Dewan Rakyat. Bila anggota kabinet dikurangi, apakah akan ada gabungan antara dua atau tiga kementerian, khususnya yang mempunyai fungsi yang mungkin tumpang-tindih atau sama?

Misalnya, Kementerian Penerangan bisa digabung dengan pecahan Kementerian Tenaga, Air dan Komunikasi, menjadi Kementerian Penerangan dan Komunikasi; sedangkan bagian tenaga kementerian itu bisa dimasukkan ke Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi, dan dijadikan Kementerian Sains dan Tenaga saja, misalnya.

Kementerian Pendidikan Tinggi dan Kementerian Pendidikan, mungkin sesuai digabung menjadi satu. Mungkin baik juga rasanya digabung antara Kementerian Urusan Dalam Negeri dengan Kementerian Keamanan Dalam Negeri, kembali seperti asalnya yaitu Kementerian Dalam Negeri. Mungkin masuk akal juga menggabungkan Kementerian Pariwisata dengan Kementerian Kesenian, Kebudayaan, dan Warisan, yang memang asalnya adalah Kementerian Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata.

Bagaimana pula dengan penggabungan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hak Konsumen serta Kementerian Pembangunan Usahawan dan Koperasi? Dalam perombakan kabinet pertamanya setelah Pemilu 2004, Badawi melakukan perubahan drastis dengan memecah tiga kementerian, dua kementerian baru dibentuk, satu kementerian dibubarkan, penggabungan dua kementerian lama, selain perubahan nama lima kementerian. Ada 28 kementerian dibanding sebelumnya yang hanya 23.

Kali ini, jika Abdullah ingin memperkecil kabinetnya, kemungkinan besar penggabungan dilakukan. Namun, bagaimana dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, khususnya jabatan penting seperti 28 orang sekjen, 28 orang wakil sekjen, dan lainnya? Perhatian publik juga sudah pasti terarah kepada pembagian kuota menteri kabinet, wakil menteri, dan sekjen parlemen. Karena Sarawak dan Sabah , terus memberikan sumbangan besar membantu kemenangan BN, mungkinkah jumlah wakilnya dalam kabinet ditambah?

Bayangkan, Sarawak memenangi 30 kursi parlemen atau 21,4 persen dari 140 kursi parlemen, sedangkan Sabah 24 kursi (17 persen). Maka, sudah semestinya keduanya diberi bagian menteri lebih banyak. Sebelumnya, Sarawak hanya memiliki satu menteri, yaitu mantan menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi, Peter Chin. Sarawak dulu pernah mendapat kuota tiga menteri, sebelum perombakan kabinet Februari 2006.

Terakhir, Sarawak mendapat kuota tiga menteri sekaligus yaitu ketika Dr Muhammad Leo Michael Toyad menjadi menteri Pariwisata 27 Maret 2004 hingga 14 Februari 2006; Seri Adenan Satem menjadi menteri Sumber Asli dan Alam Sekitar untuk waktu yang sama, serta Effendi sebagai menteri Tugas-tugas Khusus di Jabatan Perdana Menteri sejak tahun 2004, seterusnya dilantik sebagai senator dan menjadi menteri di Jabatan Perdana Menteri sejak 12 Februari 2006.

Menteri mewakili etnis Dayak yang terakhir pernah dilantik adalah Tan Sri Leo Moggie yang memegang portfolio menteri Tenaga, Telekomunikasi, dan Multimedia mulai 3 Mei 1995 hingga Maret 2004. Dengan itu, Partai Pesaka Bumiputera Bersatu (PBB), partai tulang belakang BN Sarawak yang memperoleh 14 kursi, selayaknya diberi dua jabatan menteri penuh seperti sebelumnya. Kemenangan itu berkat ketokohan anggota parlemen yang berpengalaman memikul tugas tersebut dalam Kabinet Persekutuan, seperti Wahab Dolah yang menang mutlak bagi kursi parlemen Igan dan Wan Junaidi Tuanku Jaafar (Santubong).

Daerah lain yang prestasinya agak baik juga harus diberi jabatan di kabinet seperti dari Terengganu, Pahang, Melaka, dan Johor, selain Perlis yang sebenarnya mempunyai dua menteri kabinet sebelum ini, walaupun hanya mempunyai tiga anggota parlemen.

Yang pasti, Badawi akan mengisi beberapa kekosongan karena kekalahan pemimpin inti. Malaysian Chinese Association (MCA, juga partai yang tergabung dalam BN) kemungkinan akan mencalonkan Ketua Wanitanya, Dr Ng Yen Yen; Sekjennya, Datuk Ong Ka Chuan; Wakil Presiden, Ong Tee Keat; dan Ketua Pemuda, Liow Tiong Lai sebagai menteri.

Anggota Parlemen Tenggara, Halimah Mohamed Sadique kemungkinan besar turut didaftarkan baik sebagai menteri atau wakil menteri, selain SK Devamany ( Parlemen Cameron Highlands) dari MIC. kadir dikoh

No comments: