Wednesday, March 12, 2008

IRAN-INDONESIA



Lima Nota Kesepahaman Ditandatangani


ANTARA-REUTERS/MORTEZA NIKOUBAZL / Kompas Images
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (tengah) menyambut kedatangan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Teheran, Iran, Selasa (11/3).
Rabu, 12 Maret 2008 | 02:04 WIB

Oleh RIKARD BAGUN

TEHERAN, KOMPAS - Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Selasa (11/3), sepakat mendorong kerja sama yang lebih erat dalam bidang pendidikan, pertanian, energi, perdagangan, dan pengembangan koperasi. Keinginan itu diikat dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding yang disaksikan kedua kepala negara di Istana Kepresidenan Iran di Teheran, ibu kota negara Teluk Persia itu.

Lima nota kesepahaman kerja sama yang ditandatangani tersebut adalah nota kesepahaman (MOU) di bidang pertanian, MOU antara Pemerintah RI dan Iran di bidang pendidikan, perjanjian pembangunan kilang minyak antara PT Pertamina (persero) dengan Oil Refining Industries Developing Company dan Petrofield Refining Company Ltd.

Juga ditandatangani kesepakatan kerja sama antara Kadin Indonesia dengan Kamar Dagang Industri dan Pertambangan Iran, serta MOU antara Iran Central Chamber of Cooperative dan The Indonesian Cooperative Council untuk pengembangan koperasi.

Nota kesepahaman di bidang pendidikan dan pertanian ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda dan Menteri Pendidikan serta Menteri Pertanian Iran.

Nota kesepahaman kerja sama asosiasi pengusaha ditandatangani oleh Ketua Kadin MS Hidayat dan dari Iran oleh Ketua Kamar Dagang negara tersebut. Di bidang pertambangan, nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Pertamina Soemarno dan rekannya dari Iran.

Kelima nota kesepahaman itu, dikatakan tuan rumah Presiden Ahmedinejad, hanyalah sebagian dari yang dibicarakan dengan Presiden Yudhoyono. ”Masih banyak bidang untuk kerja sama, jauh lebih banyak daripada yang sudah dituangkan dalam nota kesepahaman,” kata Ahmadinejad, tanpa merinci lebih lanjut.

Dalam jumpa pers bersama seusai pertemuan empat mata, kedua pemimpin sama-sama menegaskan pentingnya meningkatkan hubungan persahabatan, kerja sama ekonomi, dan perdagangan yang saling menguntungkan.

Presiden Yudhoyono dan Presiden Ahmadinejad mengakui, pertemuan delegasi kedua negara sangat sukses dan produktif dalam mendorong peningkatan kerja sama bilateral di masa mendatang.

Isu nuklir

Seperti sudah diduga, Presiden Yudhoyono dan Presiden Ahmadinejad juga membicarakan isu nuklir Iran. Presiden Yudhoyono menyatakan, Indonesia mendukung program nuklir Iran yang bertujuan damai. ”Indonesia mengambil posisi berbeda dengan negara lain terkait isu nuklir Iran karena Indonesia tidak ingin isu nuklir itu dipolitisasi,” kata Presiden Yudhoyono menyinggung sikap abstain Indonesia dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Iran.

Sementara Presiden Ahmadinejad, yang menyambut hangat lawatan Presiden Yudhoyono, berterima kasih setinggi-tingginya atas sikap abstain Indonesia. ”Sungguh memperlihatkan sebuah sikap yang sangat adil, yang mengacu pada hukum,” kata Ahmadinejad, yang sering menyebut Presiden Yudhoyono sebagai ”Saudaraku”.

Selain persoalan kerja sama bilateral dan isu nuklir Iran, pertemuan kedua kepala negara juga menyinggung masalah regional dan internasional. Presiden Yudhoyono menyatakan keprihatinan mendalam atas pergolakan di kawasan Timur Tengah, khususnya di Palestina, Lebanon, Irak, dan Afganistan.

”Indonesia mengharapkan penyelesaian damai dan adil demi kebaikan, perdamaian, dan kepentingan negara-negara tersebut,” kata Presiden Yudhoyono.

Kepala Negara juga menyatakan, Indonesia menyambut baik peran yang dimainkan Iran dalam upaya menyelesaikan krisis Irak sebagai negara tetangga.

Sementara Presiden Ahmadinejad menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan integritas negara dan bangsa Palestina, Lebanon, Afganistan, dan Irak yang sedang dilanda pergolakan. Lebih lanjut Ahmadinejad menegaskan sikap penolakan campur tangan asing yang dapat menambah runyam keadaan di negara itu.

Kedua kepala negara sepakat bekerja sama dalam memobilisasi kemampuan untuk membantu mengakhiri pergolakan di sejumlah negara Timur Tengah itu.

Kunjungan Presiden Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono bersama rombongan merupakan balasan atas lawatan Presiden Ahmadinejad tahun 2006 ke Indonesia. Lawatan Presiden Iran maupun kunjungan Presiden Indonesia dinilai kedua pihak telah meletakkan dasar bagi hubungan yang lebih kuat pada masa mendatang.

Perjalanan Presiden Yudhoyono dan rombongan akan dilanjutkan ke Senegal, Rabu, serta Afrika Selatan dan Uni Emirat Arab sampai tanggal 20 Maret.

No comments: