Kuala Lumpur, Senin - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan telah berbicara dengan beberapa anggota koalisi parlemen yang mendukung perubahan. ”Masyarakat menyambut dan menghargai saya,” ujarnya, Senin (17/3) di Kuala Lumpur.
Anwar menambahkan, pembicaraan itu bertujuan meyakinkan tokoh-tokoh tersebut bahwa dukungan mereka tidak akan bisa dibeli. ”Jika Anda berharap bisa menyerah dengan dibayar, Anda salah memilih partai,” ujarnya. Ia mengatakan akan menyambut anggota koalisi parlemen yang ingin bergabung asalkan sesuai dengan agendanya.
Anwar memastikan dia sudah meneliti dukungan dari koalisi parlemen di Malaysia Timur di Pulau Kalimantan yang sangat representatif sebagai sebuah kekuatan yang bisa memengaruhi pemerintah jika terjadi pergantian.
Barisan Nasional mendapatkan 140 perwakilannya di parlemen dari 222 kursi di parlemen pada pemilu 8 Maret lalu. Aliansi oposisi mendapatkan 82 kursi dari sebelumnya yang hanya mencapai 19 kursi. Mereka juga mengklaim mendapat tambahan dukungan dari empat negara bagian.
Senin kemarin, oposisi bersumpah telah mendapat kekuatan dan mengontrol lima negara bagian, termasuk Kelantan yang dikuasai Partai Islam PAS. Barisan Nasional sendiri masih berjuang untuk menghimpun kekuatan di Kelantan.
Oposisi seharusnya menang
Aktivis reformasi pemilu Malaysia meminta penyidikan pelaksanaan pemilu tanggal 8 Maret lalu. Menurut mereka, oposisi seharusnya bisa menang pemilu jika pemungutan suara dilakukan dengan jujur dan bersih.
Dalam pemilu koalisi Barisan Nasional tidak mampu meraih mayoritas dua pertiga suara pada pemilu parlemen 2008.
”Kami meminta diadakannya investigasi proses pemilihan umum,” kata Pemimpin Coalition for Clean and Fair Elections (Bersih) Sivarasa Rasiah. ”Bukan karena oposisi meraih kemenangan besar, pemilu kemudian diartikan berlangsung bersih dan jujur,” katanya.
Bersih mengklaim ada kecurangan pada pemilu yang lalu. ”Kami seharusnya menang jika pemilu dilakukan tanpa kecurangan. Untuk memenangi 30 kursi lagi, kami hanya membutuhkan 56.000 suara,” kata Sivarasa, anggota Partai Keadilan Rakyat, yang mendapat kursi di parlemen.
Pengawas Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York mengungkapkan, pemilu Malaysia selanjutnya akan tetap diragukan. Akan terus berkembang isu dan tuduhan bahwa pemerintah memberangus oposisi dan memanipulasi proses pemilu.
Saat ini Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi berjuang untuk kehidupan politiknya sendiri sebagai dampak kegagalan partainya pada pemilu lalu. Badawi sendiri telah menolak permintaan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri. (AFP/OTW)
No comments:
Post a Comment