Friday, March 7, 2008

Hillary Menang di Tiga Wilayah


Barack Obama Masih Terdepan
Soal Perolehan Jumlah Delegasi


Kamis, 6 Maret 2008 | 02:07 WIB

San Antonio, Selasa - Persaingan kandidat presiden di kubu Demokrat kembali menghangat dengan unggulnya Hillary Clinton pada pemilihan pendahuluan di Texas, Ohio, dan Rhode Island, sedangkan Obama unggul di Vermont. Meski demikian, pemungutan suara itu tidak banyak memengaruhi keunggulan Obama.

Meski kalah dari Hillary pada pemilihan pendahuluan di Texas dengan 48 persen berbanding 51 persen, menurut penghitungan CNN, Obama mendapat dukungan lebih banyak pada kaukus di Texas dengan perbandingan 52 persen berbanding 48 persen.

Sistem di negara bagian Texas memang berbeda, di mana dua pertiga dari 228 delegasi yang dipertaruhkan ditentukan melalui pemilihan pendahuluan. Sisanya yang sepertiga ditentukan melalui kaukus.

Di Ohio, menurut penghitungan CNN, Hillary unggul dengan 54 persen berbanding 44 persen untuk Obama. Di Rhode Island Hillary unggul 58 persen berbanding 40 persen. Sedangkan di Vermont, Obama unggul dengan 60 persen berbanding 38 persen.

Hasil tersebut membuat selisih jumlah delegasi yang diperoleh Obama dan Hillary tak banyak berubah. Secara keseluruhan Obama masih lebih unggul pada pengumpulan delegasi.

Berdasarkan penghitungan sementara delegasi versi Associated Press, Obama mengumpulkan 1.477 delegasi, sedangkan Hillary mengumpulkan 1.391 delegasi. Sedangkan, menurut penghitungan CNN, Obama mengumpulkan 1.451 delegasi dan Hillary 1.365 delegasi.

Akan tetapi, kemenangan di tiga negara bagian itu sangat berarti bagi Hillary karena mengangkat kembali pamornya sebagai kandidat presiden yang sebelumnya begitu difavoritkan.

Di jalan kemenangan

”Kita mengetahui ini. Apa pun yang terjadi malam ini, kita tetap mempunyai keunggulan jumlah delegasi hampir sama dengan yang kita punya siang ini dan kita berada di jalan untuk memenangi pencalonan ini,” ungkap Obama kepada para pendukungnya, mengomentari kemenangan Hillary di tiga negara bagian.

Sedangkan Hillary mengatakan, kemenangan itu sebagai bab baru kampanye bersejarahnya. ”Rakyat Ohio telah mengatakan dengan sangat keras dan jelas, kita akan terus maju. Kita akan terus kuat. Dan kita akan terus menjalaninya,” ujar Hillary kepada para pendukungnya.

Kemenangan Hillary di Texas, Ohio, dan Rhode Island dinilai banyak pengamat, hanya akan memperlambat penentuan akhir kandidat presiden Demokrat, yang kemungkinan terbesar akan diperoleh Obama.

Meski demikian Hillary memanfaatkan betul kemenangannya itu. ”Rakyat Amerika tidak membutuhkan lebih banyak janji-janji. Mereka telah mendengar sangat banyak pidato. Mereka layak mendapatkan solusi dan mereka layak mendapatkannya sekarang,” ungkapnya.

Pertarungan Obama-Hillary akan banyak ditentukan oleh keberhasilan masing-masing pada pemilihan pendahuluan di Wyoming, Sabtu (8/3), dilanjutkan di Mississippi (11/3), dan yang paling penting di Pennsylvania (22/3).

Jennifer Palmieri, analis politik di Center for American Progress, memperkirakan, Obama mempunyai pendukung yang sangat kuat di Wyoming dan Mississippi. Sedangkan Pennsylvania yang merupakan negara bagian besar adalah tempat tinggal para pekerja mapan dan warga berusia lanjut, yang sama seperti di Ohio, banyak mendukung Hillary.

Oleh karena itu, kemungkinan besar Obama akan tetap bisa mempertahankan keunggulan jumlah delegasinya untuk dibawa ke konvensi nasional Demokrat pada Agustus mendatang, yang akan menetapkan siapa calon presiden dari Demokrat.

Hal itu berarti Hillary kemungkinan akan bergantung pada para ”delegasi super”, yaitu para petinggi partai dan pejabat- pejabat terpilih yang bisa memilih siapa saja yang mereka inginkan.

”Saya rasa Obama masih berada di kursi pengemudi walau dalam beberapa hari belakangan ini agak mundur,” kata Calvin Jillson, ilmuwan politik di Southern Methodist University, Dallas.

Jauh-jauh hari sebelum pemungutan suara Selasa kemarin di empat negara bagian itu, Obama telah mengingatkan para pendukungnya agar bersiap dengan pertarungan yang panjang. (AP/AFP/Reuters/OKI)

 

No comments: