Kuala Lumpur, Selasa - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan, aliansi tiga partai oposisi yang mencatat kemenangan besar dalam pemilu Malaysia 8 Maret lalu adalah ”bakal pemerintah”.
Berbicara di Kuala Lumpur, Selasa (11/3), Anwar yang mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia menolak untuk segera kembali ke parlemen begitu larangan berpolitiknya berakhir bulan depan. Anwar dicopot dari jabatan Wakil PM dan dijebloskan ke penjara sepuluh tahun lalu atas tuduhan terlibat skandal seks dan korupsi. Tuduhan skandal seksnya kemudian dicabut.
”Saya belum akan menanggapi masalah itu. Prioritas saya sekarang adalah membantu pemerintah-pemerintah negara bagian yang dikuasai oposisi untuk menyusun pemerintahan,” ujar Anwar. Aliansi oposisi yang terdiri dari Partai Aksi Demokratik (DAP), Partai Keadilan Rakyat (PKR), dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) merebut kekuasaan di empat negara bagian—Penang, Selangor, Kedah, dan Perak— dari tangan koalisi BN. PAS kembali menguasai Kelantan yang sudah berlangsung 18 tahun.
”Saya akan menghadiri parlemen. Tetapi, saya akan berada di balkon publik,” ujar Anwar. Dia hanya tertawa ketika ditanya apakah dia melihat dirinya sebagai seorang calon perdana menteri.
Dalam sebuah jumpa pers, Anwar menegaskan, ”Saya tidak suka istilah ’pimpinan oposisi’. Kami adalah bakal pemerintah”.
Anwar sebelumnya menegaskan, dia akan kembali ke parlemen melalui sebuah pemilu sela lewat Partai Keadilan Rakyat setelah April nanti. Saat itu larangan berpolitiknya berakhir.
PKR memenangi 31 kursi dari 222 kursi parlemen Malaysia yang diperebutkan dalam pemilu 8 Maret lalu. Sedangkan DAP yang berbasis etnis China meraih 28 kursi dan PAS partai Islam PAS 23 kursi.
Kursi PKR di parlemen antara lain istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail, dan putrinya, Nurul Izzah Anwar, yang pertama kali meraih kemenangan atas calon Barisan Nasional di Penang. (AFP/DI)
No comments:
Post a Comment