Tuesday, March 11, 2008

Hillary-Obama Didesak Satukan Kekuatan


Selasa, 11 Maret 2008 | 00:21 WIB

Washington, Minggu - Hillary dan Bill Clinton, Minggu (9/3), kembali menyuarakan prospek yang sangat baik bila bisa menggabungkan kekuatan mereka dengan Barack Obama. Penggabungan kekuatan kedua calon Demokrat itu akan membuat mereka tidak terkalahkan oleh calon Republik, John McCain.

Wacana penggabungan kekuatan Partai Demokrat itu sebelumnya juga pernah dikemukakan Hillary. Namun, dia selalu memosisikan Obama sebagai wakil presiden.

Obama sendiri menganggap usulan itu terlalu prematur dan menegaskan bahwa konsentrasinya adalah memenangi pencalonan presiden dari Demokrat.

Meski demikian, tim kampanye Obama sependapat dengan tim Clinton bahwa sebuah ”tiket impian” menuju kursi presiden akanlah sangat baik terlebih karena tim Obama meyakini Hillary adalah calon yang baik untuk wakil presiden.

Ketika berkampanye di Mississippi, Minggu, mantan Presiden Bill Clinton mengatakan, istrinya dan Obama bisa membentuk ”sebuah kekuatan yang hampir tidak bisa dihentikan”.

Setelah memenangi pemilihan pendahuluan Demokrat di Ohio, Texas, dan Rhode Island pekan lalu, Hillary menyampaikan kemungkinan dirinya dan Obama pada akhirnya akan berjalan bersama dengan Hillary sebagai pemimpin tertinggi.

Hillary pekan lalu mengatakan telah mendengar dari banyak orang yang berharap bisa memilih baik dirinya maupun Obama. ”Hal itu mungkin terjadi suatu hari nanti,” katanya.

Posisi sulit Hillary

Namun, ungkapan itu dipandang sinis oleh beberapa kalangan. ”Kubu Clintons berada dalam posisi yang sulit,” ungkap Dennis Goldford, profesor politik dari Drake University, Iowa, yang terus mengamati pertarungan calon presiden AS.

”Jika dia (Hillary) memenangi nominasi presiden dari Demokrat, dia membutuhkan para pendukung Obama. Tetapi, dia harus hati-hati. Jika pembicaraan mengenai dirinya dalam tiket itu dilihat sebagai manuver yang sinis, hal itu bisa berbalik dan merugikan dia,” kata Goldford.

Obama saat ini memimpin dalam perolehan delegasi dengan 1.578 berbanding 1.468 untuk Hillary. Dia juga diperkirakan akan kembali mengungguli Hillary pada pemilihan pendahuluan di Mississippi. Meski demikian, kedua kandidat Demokrat itu diperkirakan akan sulit meraih 2.025 delegasi yang dibutuhkan untuk memenangi pencalonan presiden.

Bill maupun Hillary berulang kali menganggap Obama kurang berpengalaman sebagai presiden AS dalam menangani krisis internasional. Namun, sejak kemenangan di Ohio dan Texas, Bill dan Hillary berulang kami menyitir kemungkinan Obama sebagai wakil Hillary.

Senator John F Kerry tak sependapat dengan harapan kedua Clinton itu. ”Pertanyaan pertama mengenai seorang wakil presiden ialah apakah Anda siap untuk menjadi presiden,” ujar Kerry, Minggu (9/3), pada wawancara di acara CBS ”Face the Nations”.

Mantan anggota Senat dari Demokrat yang kini menjadi pendukung Obama, Tom Daschle, juga mengejek ide tersebut.

”Mungkin akan menjadi yang pertama dalam sejarah bahwa orang yang berada dalam posisi kedua menawarkan orang yang berada di posisi pertama untuk menempati posisi sebagai orang kedua,” ujarnya.

Gubernur Pennsylvania Edward Rendell, seorang Demokrat yang mendukung Hillary, mendukung ide menyatukan Hillary dan Obama. ”Itu akan menjadi tiket yang luar biasa,” paparnya kepada televisi NBC.

Pemilihan pendahuluan di Pennsylvania akan digelar pada 22 April. Pennsylvania akan menjadi negara bagian terakhir dengan jumlah delegasi yang direbut cukup besar, yaitu 158 delegasi. Sejumlah pengamat memperkirakan Hillary akan unggul di negara bagian ini. Namun, ada beberapa titik rawan yang akan bisa dimanfaatkan Obama.

Kemenangan di Pennsylvania sangat penting bagi Hillary untuk menghimpun dukungan dari superdelegates atau para petinggi partai dan orang-orang terpilih partai yang bisa menyalurkan suaranya semau mereka.

Terry Madonna, profesor politik dari Franklin and Marshall College, menilai Pennsylvania dengan anggota serikat pekerja dan para pemilih berusia tua merupakan tempat yang pas bagi Hillary. (AP/Reuters/OKI)

No comments: