EPA/T MUGHAL / Kompas Images Yousuf Raza Gilani (tengah), mantan Ketua DPR Pakistan, Senin (24/3) di Islamabad, terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan yang baru. Pada gambar yang diambil Minggu (23/3), juga di Islamabad, Yousuf Raza Gilani mengadakan jumpa pers dalam rangka penyerahan dokumen sehubungan dengan pencalonan dirinya sebagai perdana menteri. |
Islamabad, Senin - Seperti telah diperkirakan sebelumnya, parlemen Pakistan akhirnya menunjuk Yousuf Raza Gilani sebagai perdana menteri yang baru, Senin (24/3). Dari hasil penghitungan suara di parlemen, Gilani memperoleh 264 suara dari 342 kursi yang ada di majelis rendah parlemen atau parlemen tingkat DPR.
Satu-satunya lawan Gilani, yakni Chaudhry Pervez Elahi, calon Liga Muslim Pakistan yang mendukung Presiden Pervez Musharraf, meraih 42 suara. Gilani yang juga mantan ketua parlemen itu pernah mendekam di penjara selama lima tahun pada rezim Musharraf. Sesuai rencana, Musharraf dijadwalkan melantik Gilani sebagai PM hari Selasa.
”Demokrasi kembali pulih. Ini semua berkat pengorbanan mendiang Benazir Bhutto. Saya mengajak semua pihak bergabung bersama kami karena negeri ini sedang menghadapi krisis yang tak akan dapat ditangani seorang diri,” kata Gilani dalam pidato pertamanya di parlemen.
Segera setelah terpilih sebagai PM baru, Gilani memerintahkan supaya semua hakim yang pernah ditahan Musharraf dibebaskan. Pada saat status darurat berlaku, November, Musharraf menahan puluhan hakim termasuk Ketua Mahkamah Agung Iftikhar Muhammad Chaudhry. Sebelumnya, paling tidak 60 hakim sudah dibebaskan tetapi sebagian besar masih ditahan di rumah.
Koalisi pemerintahan yang baru telah bertekad membebaskan para hakim. Jika dibebaskan, para hakim akan dapat menyeret Musharraf untuk berurusan dengan hukum. Selain meminta para hakim dibebaskan, Gilani juga akan berusaha mengesahkan resolusi yang meminta PBB menyelidiki kasus pembunuhan Bhutto yang hingga kini belum jelas.
Langsung bebas
Setelah Gilani pidato, puluhan aktivis dan pengacara melompati dinding tempat Chaudhry ditahan selama lebih dari empat bulan. Sebelumnya, polisi antihuru-hara sudah memblokade jalan masuk ke rumah Chaudhry itu. Namun, setelah pidato Gilani, aparat polisi langsung membuka semua pagar berduri di sekeliling rumah Chaudhry. Satu per satu pagar kawat ditarik serta blok-blok beton dibongkar.
Asisten Chaudhry, Athar Minallah, menyatakan, Chaudhry sangat senang dan berterima kasih kepada Gilani. ”Saya baru bertemu dengan Chaudhry. Ia juga berdoa supaya demokrasi dapat kembali pulih. Ia juga minta agar rakyat menghargai proses hukum yang ada di negeri ini,” ujarnya.
Musharraf yang selama ini dikenal dekat dengan AS gara-gara upaya ”perang melawan teror” itu menahan sekitar 60 hakim senior karena ia khawatir para hakim itu akan menggulingkan kekuasaannya terkait dengan kemenangan Musharraf dalam pemilihan presiden, Oktober lalu. Pada saat itu Musharraf kembali terpilih untuk posisi presiden. Pada waktu yang bersamaan, ia meraih posisi panglima angkatan bersenjata.
Karena itu, koalisi pemerintahan baru yang kini dipimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP) setelah memenangi pemilu parlemen, November, bertekad mempekerjakan kembali semua hakim senior yang pernah dipecat Musharraf. Para hakim akan mengusut kembali kemenangan pemilu Musharraf yang selama ini sudah dicurigai melanggar hukum.(REUTERS/AFP/AP/LUK)
No comments:
Post a Comment