WASHINGTON, Senin - Menjelang pemilihan pendahuluan di Ohio dan Texas pada 4 Maret, Hillary Rodham Clinton makin kalap. Pemilihan di dua negara bagian itu disebut sebagai pertarungan hidup atau mati bagi Hillary. Ucapan kasar Hillary berlanjut dan upaya untuk memojokkan Barack Obama terus dilontarkan.
Jajak pendapat terbaru CBS News/New York Times secara nasional menunjukkan dukungan nasional kepada Hillary anjlok drastis. Obama didukung 54 persen responden dan Hillary hanya didukung 38 persen responden.
Jajak pendapat USA Today, juga secara nasional, Obama meraih 51 persen responden dan Hillary 39 persen.
Bahkan, jika bersaing dengan John McCain dalam pemilu presiden AS, Gallup menyimpulkan Obama unggul dari McCain.
Khusus untuk negara bagian Ohio dan Texas, yang sebelumnya dianggap sebagai basis pendukung Hillary, keadaan terbalik. Menurut jajak pendapat CNN/ Opinion Research survey, Obama unggul dengan 50 persen suara dan Hillary 46 persen.
Jajak pendapat yang dilakukan Quinnipiac University di Ohio terlihat Hillary unggul dengan 51 persen dibandingkan Obama 40 persen. Akan tetapi, ini merupakan perbaikan bagi Obama karena survei serupa 11 hari lalu oleh universitas yang sama, Hillary unggul 55 persen dan Obama meraih suara 34 persen.
Taktik sarkasme yang dilancarkan Hillary pada pesaingnya itu, sebagaimana diutarakan Obama, tidak berhasil. Hari demi hari dukungan kepada Hillary makin berkurang.
Gubernur Arizona Janet Napolitano di CNN mengatakan, serangan- serangan Hillary memperlihatkan sikap frustrasi. ”Saya memilih Obama berdasarkan keunggulannya di kaukus dan pemilihan pendahuluan. Obama tampaknya membawa hal baru, harapan baru. Dalam tujuh tahun terakhir ini, negara tidak lebih baik. Saya melihat harapan ada pada Obama,” kata Napolitano, yang berada pada posisi sebagai salah satu delegasi super, yakni delegasi yang juga memberikan suara kepada bakal calon presiden Demokrat.
Chris Dodd, juga mantan bakal calon presiden Demokrat, Selasa (26/2), mengatakan mendukung Obama. Dodd adalah delegasi super. Jumlah suara delegasi, yang lebih banyak akan menentukan calon presiden Demokrat pada Agustus.
Serangan berlanjut
Namun, Hillary terus menyerang Obama, yang disebut tak berpengalaman, ”Sama seperti Presiden George W Bush, yang tidak berpengalaman saat pertama kali menjabat presiden tahun 2001 lalu.”
Serangan terbaru kubu Hillary adalah pemunculan foto Obama yang tampil dengan pakaian tradisional Etiopia saat Obama mengunjungi Afrika tahun 2006.
Saat itu seorang tetua Etiopia bernama Sheikh Mahmed Hassan memberi Obama pakaian tradisional Etiopia di Wajir, kota di timur laut Kenya, berbatasan degan Somalia dan Somalia.
David Plouffe, manajer kampanye Obama, mengatakan, perilaku kubu Hillary sudah sangat memalukan. Foto itu tampil di internet milik Drudge Report, yang dipasok oleh kubu Hillary. Menurut situs itu, foto tersebut diberi oleh kelompok Hillary. Kubu Hillary membantah hal itu.
Sementara itu, bakal calon presiden dari Republik kembali menyuarakan bahwa AS harus bertahan di Irak. Namun, sikap ini mulai menjadi titik lemah bagi McCain. ”Pemimpin yang tidak menyadari kekacauan ekonomi negara dengan invasi AS ke Irak akan menjadi figur yang tidak beruntung pada pemilu presiden pada November 2008,” kata Jeff Blum, Direktur USAction.
USAction merencanakan akan mengeluarkan 10 juta dollar AS untuk berkampanye di kalangan bawah agar warga AS tak memilih calon presiden dari Partai Republik pendukung invasi Irak. (REUTERS/AP/AFP/MON)
No comments:
Post a Comment