Tuesday, March 25, 2008

Yousaf Raza Gilani, Perdana Menteri Baru Pakistan


Presiden Pakistan Pervez Musharraf (kiri) berjabat tangan dengan Yousuf Raza Gilani (kanan) yang baru saja dilantik sebagai perdana menteri Pakistan di Istana Kepresidenan Islamabad pada 25 Maret 2008.

Selasa, 25 Maret 2008 | 20:02 WIB

ISLAMABAD, SELASA - Presiden Pakistan Pervez Musharraf melantik Yousaf Raza Gilani, seorang loyalis mantan perdana menteri Pakistan yang tewas terbunuh Benazir Bhutto, sebagai perdana menteri baru Pakistan Selasa (25/3) ini di Islamabad. Yousaf Raza Gilani yang akan membentuk pemerintahan baru berjanji mengurangi kekuasaan Presiden Musharraf yang mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat.

Giani mengucapkan sumpah sebagai perdana menteri baru Pakistan sesuai sumpah yang dibacakan oleh Presiden Musharraf. Para anggota partai Gilani meneriakkan "Hidup Bhutto" setelah pengambilan sumpah Giani sebagai perdana menteri Pakistan berlangsung.

Gilani memimpin pemerintahan sipil Pakistan yang sebelumnya berada dalam kekuasaan pemerintahan militer selama 8 tahun. Dalam pengantarnya setelah dilantik sebagai perdana menteri baru Pakistan, Gilani memohon persatuan nasional untuk menghadapi krisis yang dihadapi Pakistan, terutama krisis ekonomi.

"Saya menyampaikan ucapan selamat ke Yousaf Raza Gilani dan saya akan tetap memelihara kerjasama dengannya," kata Musharraf dalam tayangan televisi nasional Pakistan. "Kita harus menyerahkan supremasi kekuasaan ke parlemen agar kita dapat secara bersama menarik Pakistan dari jurang krisis ekonomi," ujarnya.

Pemerintahan baru Pakistan akan mencakup koalisi dengan partai mantan perdana menteri Nawaz Sharif yang digulingkan lewat kudeta militer pimpinan Musharraf pada tahun 1999. Mitra koalisi yang membentuk pemerintahan baru telah berjanji mengalihkan kekuasaan presidensial ke parlementer dan meninjau kebijakan penangkalan terorisme Musharraf. Banyak warga Pakistan tidak mendukung keberpihakan Musharraf terhadap kampanye agresif Washington yang memicu meluasnya aksi pertumpahan darah melawan al-Qaida dan Taliban yang diyakini beroperasi di wilayah Pakistan.

Deputi Menteri Luar Negeri AS John Negroponte dan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk kawasan Asia Selatan Richard Boucher telah tiba di Islamabad Selasa ini. Kedua pejabat tersebut telah mengadakan perundingan dengan Sharif di saat perdana menteri baru Pakistan dilantik sebelum menemui Musharraf di istana kepresidenan Pakistan. Kedatangan dua pejabat Departemen Luar Negeri AS ini dipandang sebagai cara negeri Paman Sam mendekatkan diri ke pemerintahan baru Pakistan pasca kekuasaan Musharraf.

Zaffar Abbas, seorang editor harian Dawn, menilai kunjungan 2 pejabat Deplu AS itu berlangsung pada waktu yang tidak tepat. "Amerika tidak memahami tekanan domestik yang dihadapi oleh pemerintahan baru Pakistan. kedatangan 2 pejabat Deplu AS pada saat pelantikan perdana menteri baru akan menimbulkan persepsi baik dari kalangan ekstremis Muslim dan moderat bahwa Amerika berupaya berada di Islamabad untuk mencoba mendikte kebijakan pemerintah baru Pakistan," kata Abbas. (AP)

No comments: