Saturday, March 1, 2008

Pemilu Rusia


Presiden Putin Dorong Rakyatnya Memilih

AP PHOTO/SERGEI GRITS / Kompas Images
Dua warga Rusia bercakap-cakap, dengan latar belakang poster raksasa Presiden Vladimir Putin (kanan) dan Deputi Perdana Menteri Dmitry Medvedev, di Smolensk, Kamis (28/2). Pemilu presiden Rusia berlangsung pada 2 Maret ini.
Sabtu, 1 Maret 2008 | 00:43 WIB

Moskwa, Jumat - Presiden Rusia Vladimir Putin mendorong rakyatnya untuk memberikan suara pada pemilu presiden, 2 Maret. Partisipasi pemilih diharapkan mencapai sedikitnya 70 persen untuk menunjukkan besarnya dukungan rakyat Rusia kepada presiden yang baru.

”Setiap suara kalian sangat penting dalam pemilu. Saya minta kalian datang ke tempat pemungutan suara hari Minggu dan memilih untuk masa depan kita, untuk masa depan Rusia,” kata Putin dalam sebuah siaran di televisi, Jumat (29/2).

Para pemilih di seantero Rusia didesak untuk memberikan suara. Di Moskwa, para guru dan dokter pegawai negeri mengaku diperintahkan untuk memberikan suara di sekolah atau klinik dan setelah itu melapor kepada atasan mereka.

Di Vladivostok, para guru juga diperintahkan menelepon atasan mereka dari tempat pemungutan suara untuk membuktikan mereka telah memberikan suara.

Di Dzerzhinsk, otoritas berencana menghadiahi pemilih muda dengan diskon ke kelab malam setempat. Untuk pemilih yang lebih tua, otoritas akan memberikan diskon untuk membeli gula, gandum, dan ikan kalengan.

Para guru di St Petersburg juga dijanjikan akan diberikan hari libur jika mereka memberikan suara. Sejumlah operator telepon seluler, seperti Telesystems dan Vympelcom, mengirimkan pesan singkat kepada pelanggan mereka dan meminta mereka memberikan suara.

Calon kuat pada pemilu presiden Rusia adalah Wakil Perdana Menteri Pertama Dmitry Medvedev yang didukung Putin. Tidak diragukan, Medvedev akan meraih kemenangan pada pemilu presiden.

Pemilu 2 Maret dinilai sebagai referendum atas pilihan Putin, bukan kontes pemilihan. Partisipasi pemilih yang rendah bisa memunculkan keraguan atas legitimasi Medvedev.

Dibandingkan dengan pemilu parlemen pada Desember lalu, pemilu presiden 2 Maret lebih tenang karena tidak ada kandidat oposisi yang sebenarnya. Selain Medvedev, tiga kandidat lain yang maju adalah pemimpin Partai Komunis Gennady Zyuganov, tokoh ultranasionalis Vladimir Zhirinovsky, dan Andrei Bodganov, yang menempatkan dirinya sebagai wakil liberal, tetapi dilihat sebagai kandidat yang didukung Kremlin.

Dua tokoh oposisi, mantan pecatur dunia Garry Kasparov dan mantan Perdana Menteri Mikhail Kasyanov, dilarang ikut pemilu karena alasan teknis.(AP/AFP/REUTERS/FRO)

No comments: