Saturday, March 1, 2008

Thaksin Bukan PM


Sabtu, 1 Maret 2008 | 00:47 WIB

Bangkok, Jumat - Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej menegaskan, Thaksin Shinawatra bukanlah perdana menteri. Thaksin tidak akan menjalankan pemerintahan di belakang layar.

Samak merasa perlu menegaskan bahwa dialah PM Thailand menyusul kepulangan Thaksin ke negaranya yang mendapatkan sambutan luar biasa. Meskipun Thaksin telah menyatakan tidak akan kembali ke kancah politik, dia telah memainkan peran penting dalam memenangkan Samak pada pemilu, Desember lalu.

”Hari ini para kritikus mengatakan bahwa perdana menteri sebenarnya telah kembali ke Thailand, tetapi hari ini adalah hari saya sebagai perdana menteri,” kata Samak kepada Christopher Hill, utusan AS untuk urusan Asia Timur, Jumat (29/2), dalam sebuah pertemuan.

Samak dan partainya, Partai Rakyat Thailand, berhasil memenangi pemilu 23 Desember 2007 dengan terang-terangan berkampanye sebagai kepanjangan tangan Thaksin.

Kepulangan Thaksin yang dramatis seakan-akan membayangi sosok Samak sebagai PM. Hal itu juga memicu spekulasi di media Thailand bahwa Thaksin kembali untuk menjaga Samak tetap berada di bawah pengaruhnya.

Meskipun Thaksin menunjuk Samak sebagai pemimpin para pendukung setianya pada pemilu lalu, keduanya memiliki riwayat hubungan yang tidak akur. Keduanya menjabat sebagai Wakil PM pada akhir 1990-an dan berseteru sangat intens sampai-sampai Raja Bhumibol Adulyadej mencerca mereka di depan publik.

Sementara itu, Thaksin mulai menyusun penampilan di hadapan publik sekembali dari London, tempatnya mengasingkan diri selama lebih dari satu tahun. Dia mengadakan klinik pelatihan sepak bola bersama dua pesepak bola dari klub miliknya, Manchester City. Saat kembali ke Thailand, Kamis, Thaksin membawa serta penjaga gawang Manchester City, Kasper Schmeichel, dan penyerang Kelvin Etuhu untuk klinik pelatihan anak-anak di Bangkok.

Thaksin juga mengunjungi biksu paling senior, Nyanasamvara Suvaddhana Mahathera, yang tengah dirawat di Rumah Sakit Chulalongkorn. Dia juga berencana mengunjungi biksu lainnya.

Selama di Bangkok, Thaksin tinggal di sebuah hotel mewah yang dipilih karena memiliki landasan helikopter di atapnya untuk berjaga-jaga jika dia perlu dievakuasi mendadak.

”Tindakan Thaksin sangat berlawanan dengan apa yang dikatakannya. Tingkah lakunya menunjukkan dia kembali untuk berkuasa dan menunjukkan dia adalah pemimpin yang sebenarnya,” demikian editorial Thai Post, Jumat. (AP/AFP/FRO)

No comments: