Monday, February 25, 2008

Arroyo Akui Tidak Sempurna


Revolusi Rakyat Akan Rusak Citra Negara



AP photo/AARON FAVILA / Kompas Images
Rodolfo Lozada Jr (kiri) adalah saksi atas perbuatan korupsi yang dilakukan Jose Miguel, suami Presiden Gloria Macapagal-Arroyo. Ia berbicara dengan mantan Presiden Corazon Aquino menjelang acara misa di gereja, Minggu (24/2) di Manila.
Senin, 25 Februari 2008 | 01:00 WIB

Manila, Minggu - Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo, Minggu (24/1), mengatakan tahu bahwa dia tidak sempurna. Namun, ia memperingatkan saingan-saingannya bahwa sebuah upaya menggulingkannya dalam revolusi ”people’s power” akan merusak citra negara dan menghalau investasi asing.

Pernyataan Arroyo itu diberikan saat pihak oposisi dan kelompok-kelompok sayap kiri bersiap untuk memperingati pemberontakan rakyat tahun 1986 yang menggulingkan diktator Ferdinand Marcos pada hari Senin ini. Kelompok-kelompok itu merencanakan untuk melakukan demonstrasi di 15 kota untuk menuntut pengunduran diri Arroyo menyusul sejumlah skandal korupsi yang telah mengguncang pemerintahannya yang telah berlangsung selama tujuh tahun.

Polisi, tentara, dan tank-tank berkumpul di pusat kota Manila untuk menjamin keamanan selama demonstrasi itu di tengah kabar angin akan kemungkinan sebuah kudeta. Para pemimpin militer dan polisi telah mengulangi kesetiaan mereka pada rantai komando dan memperingatkan orang-orang mereka agar tidak mendukung kegiatan antipemerintah.

Tetap membantah

Presiden Arroyo mengakui bahwa dia mengetahui soal kemungkinan korupsi di balik sebuah kontrak bisnis telekomunikasi dengan perusahaan China hampir 6 bulan sebelum dia membatalkannya. Namun, Arroyo membantah keluarganya mendapat keuntungan dari transaksi- transaksi pemerintah. Ia menyatakan tidak akan mengecualikan siapa pun kalau terbukti bersalah melakukan korupsi.

”Kita semua tahu, saya tidak sempurna, tetapi saya telah bekerja keras setiap hari untuk mencapai perubahan yang positif dan lestari bagi bangsa,” kata Arroyo. ”Saya jamin siapa pun yang terbukti bersalah harus bertanggung jawab,” kata Arroyo.

”Kami akan meminta para pejabat bertanggung jawab kalau mereka terlibat korupsi. Kami tidak akan mengecualikan siapa pun begitu penyidikan selesai dan teman serta musuh harus mempertanggungjawabkan tindakan mereka di hadapan pengadilan.”

”Saya adalah Presiden, bukan orang lain. Hanya saya yang memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan pemerintah. Keluarga saya tidak terlibat dalam bisnis apa pun dalam pemerintah,” katanya.

Seorang pejabat telah bersaksi dalam penyidikan Senat bahwa suami Arroyo, Jose Miguel, dan mantan ketua badan pemilu mencoba mendapatkan suap dari sebuah bisnis telekomunikasi dengan perusahaan China, ZTE.(AFP/AP/Reuters/DI)

No comments: