Wednesday, February 20, 2008

Castro Mundur Setelah 49 Tahun


Majelis Nasional Akan Memantapkan Posisi Raul




AP PHOTO/CRISTOBAL HERRERA / Kompas Images
Castro saat menjadi Presiden Kuba, kiri, bersama adiknya yang juga Menteri Pertahanan, Raul Castro, saat sidang parlemen di Havana, Kuba, 1 Juli 2004.
Rabu, 20 Februari 2008 | 02:00 WIB

Havana, Selasa - Usia lanjut 81 tahun dan kesehatan yang memburuk membuat Fidel Castro, Selasa (19/2), memutuskan mundur sebagai Presiden Kuba. Keputusan ini mengakhiri peran Castro sebagai kepala negara Kuba selama 49 tahun ini, jabatan yang diraihnya melalui revolusi bersenjata pada tahun 1959.

Dalam pernyataan yang diterbitkan situs web surat kabar Granma milik Partai Komunis Kuba, Castro menegaskan, dirinya tak akan lagi memimpin sebagai Presiden Kuba. Dikatakan, dia tidak akan memperpanjang masa kepresidenannya pada sidang Majelis Nasional (parlemen) 24 Februari nanti.

”Kepada rekan-rekan pejuang yang memberikan penghargaan dengan memilih saya sebagai anggota parlemen, saya mau menyampaikan kepada Anda bahwa saya tidak akan menerima, saya ulangi lagi, tidak akan menerima posisi sebagai Presiden Dewan Negara dan Panglima Militer,” ujar Castro dalam pernyataanya.

Castro tidak pernah tampil di depan umum dalam 19 bulan ini setelah diserang sakit pada pertengahan tahun 2006. Pemerintah Kuba tak pernah mengungkapkan apa penyakit yang menyerang Castro. Hanya disebutkan, Castro harus menjalani pembedahan untuk menghentikan perdarahan pada ususnya.

Sejak saat itu, Fidel Castro lebih banyak terlihat dalam foto atau televisi. Castro yang tinggi besar dan gagah, terutama saat berpidato dengan seragam militer, kini terlihat cekung, kurus, dan lemah. Castro dikenal jago berpidato dan pernah menyampaikan pidato selama dua jam.

Sekitar setahun lalu, kesehatan Castro beberapa kali dilaporkan membaik. Castro sempat bertemu dengan sejumlah tamu. Kesempatan itu juga memungkinkan Castro menulis sejumlah artikel yang diterbitkan media Pemerintah Kuba, yang isinya antara lain mengecam serangan militer AS atas Irak.

Fidel Castro lahir di Biran, Kuba timur, 13 Agustus 1926. Castro datang dari keluarga tuan tanah. Namun, seusai memenangi revolusi bersenjata atas diktator Fulgencio Batista dukungan AS tahun 1959, Castro langsung menyita tanah milik keluarganya untuk negara.

Menetapkan Raul Castro

Pengunduran Castro membuat Majelis Nasional pada sidang 24 Februari nanti akan menetapkan Raul Castro, 76 tahun, adik Fidel Castro sebagai Presiden Kuba. Raul selama ini menjabat Menteri Pertahanan dan praktis sejak 31 Juli 2006 sudah bertindak sebagai pejabat presiden.

Di bawah Raul, Kuba dipastikan tetap mempertahankan idealisme komunis yang disandang selama 49 tahun ini. Kuba menjadi satu-satunya negara komunis yang berada di belahan Barat. Tadinya Raul diharapkan akan melakukan reformasi ekonomi guna membantu kehidupan rakyat Kuba, tetapi sejauh ini belum terjadi apa pun.

Presiden AS George Walker Bush, yang berada di Kigali, Rwanda, menegaskan, berita pensiunnya Fidel Catsro diharapkan menjadi awal dari ”transisi demokratik” di Kuba yang ditandai dengan pemilihan umum yang adil dan bebas.

”Saya melihat hal ini sebagai sebuah periode transisi dan akan menjadi awal dari transisi demokratik bagi rakyat Kuba,” ujar Bush yang menerima berita soal Castro ini dari penasihat keamanan nasionalnya. Bush akan memberikan keterangan resmi pada Selasa malam.

Bush menyerukan kepada masyarakat internasional agar membantu rakyat Kuba mendirikan lembaga yang diperlukan untuk demokrasi. ”Amerika Serikat akan membantu rakyat Kuba menyadari nikmatnya kebebasan,” ujarnya.

Jaringan televisi CNN memperlihatkan masyarakat Kuba yang tinggal di AS bersorak gembira setelah mendengar berita pengunduran diri Fidel Castro. Ratusan ribu warga Kuba menggunakan rakit, perahu, dan sarana seadanya guna melarikan diri ke Florida, AS, yang hanya terpisah oleh laut sejauh 145 kilometer, mencari kehidupan ekonomi yang lebih baik.

Arus warga Kuba ke AS berlangsung sejak Castro berkuasa, lebih-lebih lagi setelah bubarnya Uni Soviet pada awal tahun 1990-an. Hilangnya subsidi bernilai miliaran dollar AS dari Moskwa membuat kehidupan sosial ekonomi warga Kuba semakin berat. (Reuters/AFP/AP/ppg)

No comments: