Thursday, February 14, 2008

Bermimpi Obama Jadi Presiden AS


Selasa, 12 Februari 2008 - 10:14 wib

Hampir setiap hari koran Indonesia memberitakan sinetron pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Beritanya didominasi oleh dua pemeran,Hillary Clinton dan Barack Obama.Keduanya dari Partai Demokrat. Keduanya memang mempunyai "nilai jual" atau berita karena sama-sama menyentuh hal-hal sensitif yang selama ini menjadi tema diskriminasi.

Hillary Clinton calon presiden perempuan pertama di AS. Mereka ketinggalan dari contoh negara lain seperti Filipina, Indonesia, dan negaranegara lain yang selama ini dituduh tidak sensitif gender oleh orang-orang AS sendiri. Obama adalah calon presiden AS berkulit hitam dan jika menjadi presiden akan menjadi presiden orang hitam pertama.

Berbeda dengan Partai Republik yang setelah Super Tuesday,5 Februari 2008, hampir memastikan calonnya, yaitu McCain,Partai Demokrat malah semakin seru. Pertandingan Hillary versus Obama sampai hari ini pun belum bisa dipastikan siapa yang menang.Dari sekian banyak identitas dua orang yang berbeda ini, yang paling sensitif dan emosional adalah perbedaan etnik: kulit putih vs kulit hitam. Toh, dalam sejarah AS, JF Kennedy dibunuh lantaran men-dukung penghapusan perbudakan kulit hitam dan Luther King Jr dibunuh lantaran posisinya sebagai tokoh sentral antidiskriminasi kulit hitam.

Ini akan menjadi ujian apakah AS sudah benar-benar antidiskriminasi dengan menerima orang hitam se-bagai presiden atau masih tetap menjaga dominasi kulit putih dengan me-nolak presiden dari kulit hitam? Sejauh mana pula warisan Kluk-Klux-Klan? AS yang paling keras berkampanye tentang multikulturalisme dan pluralisme akan diuji oleh kenyataan hasil pemilihan presiden tahun ini.

Seperti Arisan

Sulit disebut arisan, namun itu kenyataan.Biasanya dua atau tiga kali periode dipimpin presiden dari satu partai, kemudian berganti presiden dari partai yang satunya lagi. Pergantian presiden dari dua partai ibarat arisan. Kini waktunya arisan memenangkan presiden dari Partai Demokrat.

Seandainya Obama Presiden

Saya jujur tidak berani taruhan siapa yang akan menang menjadi presiden AS.Akan tetapi, saya yakin presiden yang akan datang dari Partai Demokrat. Dua capres dari partai Demokrat sama-sama akan menjadi "yang pertama".

Kalau jadi presiden, Hillary akan menjadi presiden perempuan di AS yang pertama karena selama ini belum pernah ada perempuan AS yang dianggap memenuhi syarat menjadi presiden AS. Jelas, dalam hal ini AS kalah dari Filipina yang jauh lebih dulu perempuannya dianggap mampu menjadi presiden. Seandainya kompetisi masalah gender sebagai presiden, AS harus mengakui kalah dari Filipina, negara Asia, yang masih tergolong miskin dan terbelakang.

Namun, Hillary berkulit putih, dari ras yang mendominasi AS.Dia banyak pengalaman mendampingi Bill Clinton, suaminya, dan menjadi senator dari New York.Namun,OprahWinfrey berteriak apa saja yang dilakukan oleh Hillary ketika menjadi senator? Dia mendukung serangan ke Irak, kata Oprah. Toh pendukung Hillary juga berkampanye kotor dengan membawa agama dan ras sebagai alat untuk menembak Obama.

Dua alat ini kelihatannya masih ampuh untuk tindakan diskriminasi di AS. Sebaliknya, Obama adalah orang setengah hitam dan dimasukkan ke dalam kelompok hitam. Meskipun ibunya orang putih dan masih ada darah nasab dengan Bush maupun Dick Cheney, ayahnya orang hitam tulen. Ayahnya asli orang Kenya,Afrika,dan beragama Islam.Ayah tiri yang Indonesia juga beragama Islam.Dua hal ini, ras dan agama,kelihatannya alat yang paling ampuh bagi kubu Hillary untuk menyudutkan Obama.Bahkan tampak dibesar-besarkan, meskipun Obama sendiri beberapa kali menegaskan bahwa dia beragama Kristen, bukan Islam.

Negara yang mengklaim sebagai dedengkot plu-ralisme dan sering dijadikan role model dan imam untuk pluralisme ternyata masih sangat sensitif dalam hal rasial dan agama. Bagaimana dengan kemampuan? Sama-sama belum mempunyai track record sebagai presiden,namun samasama mempunyai track record sebagai senator. Bagaimana ulah dan kiprah mereka berdua ketika menjadi senator, saudara-saudara warga AS yang harus dan pasti mengetahuinya.Bagaimanapun, penilaian pasti terbelah.

Oprah Winfrey berpandangan Hillary-yang mempunyai track record sebagai senator- tidak sesuai dengan meanstrem sekarang lantaran mendukung perang Irak.Atau kita mengikuti pendukung Hillary yang tetap anti-Obama? Dari segi kecerdasan, kelihatan keduanya sama. Saya yakin masing-masingnya lebih cerdas daripada Bush. Bedanya Hillary sudah tua dan Obama masih muda. Obama jauh lebih energik. Toh kita semua tahu yang menentukan nantinya adalah tim kerjanya, tidak semata-mata seorang dirinya.

Bagaimana dengan perubahan yang dapat diusung? Saya berani bertaruh Obama jelas akan banyak mewujudkan perubahan.Obama lebih bersahabat dengan warga dan negara manapun, suatu sikap yang sebenarnya sedang diperlukan warga AS,setelah AS dibawa oleh Bush menjadi angker dan seram. Justru Bill Clinton tampak sangat bersahabat, jauh dari tampilan Hillary yang agak seram.Dari sisi tampilan bersahabat,Obama dan Bill Clinton sangat dekat,meskipun Hillarylah yang menjadi istri Bill Clinton.Rencana dan harapan Obama menurut saya sangat bagus, tidak seperti pelecehan Hillary yang menuduhnya sebagai harapan palsu.

Toh sama dengan Bill Clinton ketika mengalahkan Bush senior dengan mengedepankan rencana dan harapan: "I have a plan and Bush has a record,"kata Bill setiap berdebat dengan Bush senior waktu itu. Secara umum "Presiden" Obama lebih menguntungkan AS dibandingkan "Presiden" Hillary.Namun, apakah orang AS rela? Perkiraan saya kelihatannya masih berat.Sehingga,jika kemenangan Obama hanya tipis, Hillary akan menjadi pilihan calon presiden dari partai Demokrat.

Apakah mungkin kemudian dijadikan satu: Hillary Clinton sebagai calon presiden dan Obama sebagai wakil presiden Partai Demokrat? Saingan ketat kelihatannya hampir tidak pernah dijadikan satu. Namun, jika itu yang terjadi,saya berani bertaruh bahwa Demokrat dipastikan akan menang dengan mudah. Kalau Obama yang maju, saya juga yakin akan menang. Toh,semuanya kembali kepada warga negara AS. It is their business, not my business.Gitu aja kok repot!(*)

Prof A Qodri Azizy Ph.D
Penulis Buku Change Management Dalam Reformasi Birokrasi

No comments: