Tuesday, February 5, 2008

Perusahaan-perusahaan AS Berlomba Sumbang Dana Kampanye



Pendukung calon presiden dari Partai Republik, John McCain, saat menunggu McCain kampanye di Marietta, Georgia, Amerika Serikat, 2 Februari lalu. McCain termasuk salah satu calon presiden AS yang mendapat banyak dukungan dana dari kalangan perusahaan di AS.
Selasa, 5 Februari 2008 | 02:07 WIB

Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mengalirkan uang ke kampanye presiden AS dengan kecepatan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Aliran dana bahkan juga datang dari perusahaan-perusahaan yang berada di belakang krisis kredit perumahan (subprime).

Kelompok pengawas dana kampanye, Center for Responsive Politics (CRP), hari Minggu mengatakan bahwa bursa saham Wall Street dan industri real estate termasuk penyumbang dana politik utama tahun 2007.

Analisis catatan Komisi Pemilu Federal mengungkapkan, bank investasi Goldman Sachs menjadi perusahaan donor terbesar dalam sumbangan dana kampanya sampai akhir tahun 2007.

Empat perusahaan penyumbang terbesar berikut adalah Citigroup, Morgan Stanley, Lehman Brothers, dan Merrill Lynch. Analisis pendahuluan kuartal keempat ini masih bisa direvisi.

Bank-bank investasi, bank komersial, dan perusahaan-perusahaan real estate seluruhnya telah memompakan hampir 34 juta dollar AS dalam kampanye para calon presiden dari kubu Demokrat maupun Republik. Calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan Barack Obama, menjadi penerima terbesar dana sumbangan ini.

Secara keseluruhan pertarungan menuju Gedung Putih itu dari waktu ke waktu kian menjadi yang termahal dalam sejarah politik AS.

”Sejak permulaan kami tahu ini akan menjadi pemilu paling mahal. Sejauh ini seluruhnya telah mengumpulkan dana 582,5 juta dollar AS,” kata Massie Ritsch, jubir CRP yang nirlaba dan nonpartisan itu.

Hillary dan Obama masing-masing telah menerima lebih dari 5 juta dollar AS dari perusahaan-perusahaan sekuritas dan investasi. Calon dari Partai Republik, Mitt Romney, menerima lebih dari 4 juta dollar AS, dan pesaingnya, John McCain, 2 juta dollar AS.

Real estate yang kini menjadi pemicu krisis perumahan di AS ikut menyumbang 4,8 juta dollar AS bagi Hillary dan 3,7 juta dollar AS pada Romney yang mantan gubernur Massachusetts itu. Obama telah mengumpulkan 2,7 juta dollar AS dan Senator McCain dari Arizona mengumpulkan 1,9 juta dollar AS.

Ketakutan akan resesi di AS telah mendorong isu perekonomian menjadi topik kampanye pemilu. Isu ini mencuri perhatian dari perang di Irak dan Afganistan, layanan kesehatan, imigrasi dan isu-isu sosial semacam hak-hak aborsi.

Para pengacara dan firma-firma hukum juga dilaporkan telah menyumbang 26,6 juta dollar AS bagi para calon presiden.

Industri perfilman Hollywood, termasuk televisi, film, dan musik, telah memberi 6 juta dollar AS. Sekitar 5 juta dollar AS di antaranya diberikan kepada Hillary dan Obama.

Perusahaan minyak dan gas AS juga ikut menyumbang. Dan kandidat favorit mereka yang masih bertarung adalah Romney, yang sejauh ini telah menerima 375.000 dollar AS. Dia mendominasi dana 1,1 juta dollar AS yang disumbangkan perusahaan gas dan minyak. Perusahaan sektor ini juga menyumbangkan lebih dari 620.000 dollar AS bagi mantan Wali Kota New York Rudolph Giuliani, yang telah mundur dari pertarungan.

Perusahaan reksadana dan pengelola dana pribadi juga sumber baru dana kampanye. Mereka telah menyumbang 3,6 juta dollar AS, dengan 1,3 juta dollar AS untuk Hillary, 1 juta dollar AS bagi Obama, 837.000 dollar AS pada Romney, dan 395.000 dollar AS pada McCain. Giuliani yang sudah mundur juga sudah menerima 1,2 juta dollar AS.

Perusahaan kredit perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac telah menyumbang hampir 1 juta dollar AS pada pemilihan presiden dan kampanye kongres putaran 2008. Pialang penjaminan Countrywide Financial memberi 156.900 dollar AS.

Analisis dana kampanye yang diberikan oleh sektor usaha yang dilakukan Center for Responsive Politics itu termasuk donasi oleh komite aksi politik dan donasi dari perseorangan. Perseorangan rata-rata memberikan lebih dari 200 dollar AS bagi para calon presiden AS. (Reuters/DI)

No comments: