Friday, February 8, 2008

Peta Pertarungan yang Belum Mengerucut


Jumat, 8 Februari 2008 | 03:09 WIB

Tradisi yang ada, begitu usai pemilihan pendahuluan simultan di 24 negara bagian AS atau ”Super Tuesday” pada 5 Februari, maka sudah tampak jelas siapa yang akan menjadi calon Presiden AS dari kubu Partai Demokrat. Begitu pula siapa bakal calon presiden dari kubu Partai Republik.

Begitu ”Super Tuesday” yang biasanya berlangsung Selasa pertama bulan Februari atau Maret itu, maka Partai Demokrat dan Republik hanya tinggal memantapkan calon yang ada pada konvensi partai masing-masing (Partai Demokrat, 25-28 Agustus di Denver, Colorado, dan Partai Republik 1-4 September, Minneapolis, Minnesota).

Bakal calon dari Partai Republik sejauh ini lebih pasti, dengan keunggulan John McCain yang relatif cukup jauh dibandingkan dengan saingan terdekat mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney.

Senator Arizona itu menang di sembilan dari 21 negara bagian yang menggelar pemilihan pendahuluan. Apalagi, enam negara bagian, yakni Missouri, Delaware, Arizona, Connecticut, New Jersey, dan New York, menerapkan sistem the winner takes all. Tak ada delegasi tersisa bagi yang kalah. Tiga negara bagian lainnya yang dimenangi McCain adalah California, Illinois, dan Oklahoma.

Rival utamanya, Romney, hanya menang di Alaska, Colorado, North Dakota, Massachusetts, Minnesota, Montana, dan Utah. Rival lain, Mike Huckabee, menang di Alabama, Arkansas, West Virginia, Georgia, dan Tennessee.

Hitungan yang ada, McCain sudah meraih 697 delegasi. Romney hanya 244 delegasi dan Huckabee 187 delegasi. Untuk lolos di konvensi sebagai calon presiden Partai Republik, bakal calon memerlukan 1.191 delegasi dari 2.380 delegasi. McCain sudah mendekati angka minimal tadi.

Ketat di Partai Demokrat

Berbeda di kubu Partai Demokrat, persaingan antara Hillary Clinton dan Obama tetap ketat. Bahkan, usai ”Super Tuesday” pertarungan dua bakal calon presiden yang bakal menciptakan sejarah di Gedung Putih ini—sebagai presiden perempuan pertama dan presiden kulit hitam pertama—kian membingungkan kubu Demokrat.

”Partai sudah harus memiliki calon pada pertengahan bulan Maret atau April,” ujar Ketua Komite Nasional Partai Demokrat Howard Dean. Karena jika harus menunggu konvensi partai bulan Agustus, maka tidak menguntungkan bagi partai bersimbol keledai ini untuk mengalahkan calon dari Republik yang bersimbol gajah itu.

Dari kondisi politik dan ekonomi dalam negeri AS saat ini, Partai Demokrat punya ”hak” ke Gedung Putih. Resesi yang mengancam ekonomi AS membuat popularitas Presiden George Walker Bush (Republikan) anjlok di mata masyarakat AS. Juga kegemaran perang Bush (di Irak, Afganistan, mengancam Iran) membuat saatnya presiden bagi Demokrat berada di Gedung Putih.

Masalahnya seperti yang ditakutkan Dean, sampai usai ”Super Tuesday” belum terlihat pasti Hillary atau Obama yang akan menjadi calon presiden dari Demokrat. Padahal, pada pemilu tahun 1999, Bill Clinton yang tadinya belum apa-apa, langsung dipastikan sebagai calon presiden dari Demokrat karena kemenangan di ”Super Tuesday”.

Usai ”Super Tuesday” lalu, Hillary unggul pada delapan dari 24 negara bagian yang simultan melakukan pemilihan. Hillary ungguk di Arkansas, Arizona, New York, New Jersey, California, Massachusetts, Oklahoma, dan Tennessee. Kmenangan di California, New Jersey, dan New York sangat menguntungkan karena memiliki jumlah delegasi cukup signifikan.

Perhitungan yang ada (RealClearPolitics), usai ”Super Tuesday”, mantan ibu negara itu telah meraih 1.021 delegasi. Jumlah ini masih cukup jauh dari 2.025 delegasi yang diperlukan sebagai angka minimal untuk lolos sebagai calon presiden. Total delegasi yang diperlukan 4.049.

Rivalnya yakni Obama meraih 933 delegasi. Senator Illinois yang pernah di tinggal di Jakarta ini, menang di 13 negara bagian dalam ”Super Tuesday”. Obama unggul di Illinois, Alabama, Alaska, Colorado, Connecticut, Delaware, Georgia, Idaho, Kansas, Minnesota, Missouri, North Dakota, dan Utah.

”Kedua kandidat harus diajak duduk bersama dan membuat beberapa peraturan,” ujar Dean dari Partai Demokrat. Kekhawatiran ini karena kedua petarung calon presiden Hillary dan Obama relatif memiliki jumlah delegasi yang tidak berbeda signifikan.

Pertarungan pemilihan pendahuluan masih akan berlangsung di bebarapa negara bagian. Negara bagian Maine (10 Februari), Distrik Columbia (12 Februari), dan sekitar 24 negara bagiannya lainnya masih akan menyelenggerakan pemilihan pendahuluan. Semuanya berlangsung sampai pertengahan bulan Juni.

Hillary dan Obama jelas belum akan menyerah karena memiliki peluang yang sama besarnya. Para pemilih Partai Demokrat terbelah dua di antara dua calon ini. Suatu yang sebenarnya tidak terlalu menguntungkan dalam persaingan mereka menghadapi calon Partai Republik.

Hal yang menarik dari pertarungan bakal calon presiden AS ini, tak ada benturan yang berarti di antara para pendukung. Ada kata-kata kasar, rasialis, tetapi semuanya tetap dalam nuansa damai. Hanya tornado yang merusak di Arkansas dan beberapa negara bagian. Berbeda dengan di Indonesia. (Pieter P Gero)

No comments: