Monday, February 25, 2008

Protes Kosovo Meluas


Uni Eropa Menarik Tim Ahli UE dari Wilayah Utara



AP Photo/Thanassis Stavrakis / Kompas Images
Keturunan Serbia yang tinggal di Yunani melakukan protes di Athena, Minggu (24/2). Menurut mereka, Kosovo adalah bagian dari Serbia.

pristina, minggu - Usia kemerdekaan Kosovo memasuki satu pekan, Minggu (24/2). Gelombang protes tidak juga menghilang, tetapi justru meluas ke seluruh daratan Eropa. Rakyat Serbia berencana melanjutkan protes di Kota Kosovska Mitrovica yang kini dijaga ketat oleh polisi PBB dan pasukan penjaga perdamaian NATO.

Gelombang protes antikemerdekaan Kosovo menurut rencana akan berlangsung di Geneva, Vienna, dan ibu kota negara Eropa yang lain. Sekitar 2.000 pengunjuk rasa pro-komunis di Yunani memprotes kemerdekaan Kosovo di Kedubes AS di Yunani, Sabtu. Seperti di tempat lain, para pengunjuk rasa mengecam posisi AS, Uni Eropa, dan NATO. Selain itu, bendera AS dan UE juga dibakar. Namun, protes itu berakhir tenang tanpa ada keributan.

Mayoritas warga Yunani ada di pihak Serbia dan menentang keras kemerdekaan Kosovo. Karena itu, Menteri Luar Negeri Yunani Dora Bakoyannis selama ini mendapat kecaman dari rakyatnya karena tak mau mengambil sikap tegas dalam menyikapi kemerdekaan Kosovo. Yunani, yang termasuk anggota UE, sampai saat ini belum menunjukkan pertanda mengakui kemerdekaan Kosovo.

Selain Yunani, gelombang protes dari ribuan warga Serbia juga terjadi di Zurich, Swiss. Pekan ini kemungkinan besar Swiss mengumumkan posisi politiknya, apakah akan mengakui kemerdekaan Kosovo atau tidak.

Di Kosovska Mitrovica, yang selama ini mengalami ketegangan etnis, polisi PBB terpaksa membuat benteng pertahanan di jembatan utama untuk memisahkan masyarakat Serbia dan etnis Albania. Pasalnya, para pengunjuk rasa melempari polisi-polisi PBB itu dengan petasan. Sebelumnya, Jumat, para pengunjuk rasa tidak hanya melempari mereka dengan petasan, tetapi juga dengan botol dan batu-batu. Sejak Kosovo memerdekakan diri, satu pekan lalu, rakyat Serbia protes dan menunjukkan kemarahannya dengan cara merusak kantor-kantor NATO, AS, dan PBB.

Perdana Menteri Serbia Vojislav Kostunica mengecam sikap AS dan negara-negara lain yang mengakui kemerdekaan Kosovo. ”Jika AS masih tetap mendukung Kosovo, maka AS pula yang akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang terjadi nantinya. AS adalah biang keladi dari semua tindakan kekerasan,” ujarnya.

Tarik semua staf

Gejolak protes yang tidak kunjung berkurang membuat Wakil UE Pieter Feith memutuskan menarik staf-staf yang sedang mempersiapkan misi khusus kepolisian dari Mitrovica di daerah Kosovo utara. Tim ahli UE tengah mempersiapkan misi untuk mengerahkan 2.000 polisi dan aparat hukum lain untuk membantu Kosovo. Kota Mitrovica selama ini kerap dilanda ketegangan etnis karena di daerah itu ada 80.000 etnis Albania di selatan dan 20.000 Serbia di utara.

Keputusan untuk menarik staf dari wilayah yang ”panas” itu juga dilakukan AS. Departemen Luar Negeri AS, Jumat, memerintahkan karyawan kedubes yang ”kurang penting” dan semua keluarga diplomat AS yang ada di Belgrade untuk meninggalkan Serbia. ”Kami tidak yakin mereka aman di sini. Apalagi dengan insiden yang telah terjadi,” kata Duta Besar AS untuk Serbia, Cameron Munter.

Akibat protes antikemerdekaan Kosovo yang berakhir dengan pembakaran sebagian kantor Kedubes AS, Munter mengaku amat marah. Ia juga meminta para pemimpin Serbia mengecam insiden yang terjadi. AS juga meminta Pemerintah Serbia mengantisipasi peristiwa serupa. ”Saya sangat marah dengan apa yang terjadi. Jangan sampai insiden seperti ini terulang lagi,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

No comments: