Monday, February 11, 2008

Super Tuesday' Meratakan Jalan Bagi Capres AS

'

Oleh :Aiyub Mohsin
Dosen Fisip Unas/Mantan Diplomat

Pada tanggal 5 Februari lalu rakyat Amerika Serikat (AS) di 22 negara bagian menyelenggarakan serentak pemilihan pendahuluan (primari) atau rapat pimpinan partai untuk memilih calon-calon anggota delegasi ke konvensi partainya masing-masing. Pada gilirannya anggota delegasi itu menetapkan calon presiden (capres) dalam satu paket dengan calon wakil presiden (cawapres) dari partai yang bersangkutan.

Pemilihan di 22 negara bagian, terutama terletak di bagian Selatan dan Midwest yang meliputi Alabama, Arizona, Arkansas, California, Colorado, New York, Illinois, New Jersey, Massachusetts, Georgia, Minnesota, Missouri, Tennessee, Connecticut, Kansas, New Mexico, North Dakota, Delaware, Idaho, Alaska, Oklahoma, dan Utah diadakan pada hari Selasa pertama bulan Februari (5 Februari), berbeda pada waktu-waktu sebelumnya yang diselenggarakan pada hari Selasa (Tuesday) pertama bulan Maret. Karena itu, kegiatan tersebut disebut 'Super Tuesday'.

'Super Tuesday' pertama kali diadakan pada tahun 1988 di 14 negara bagian yang terletak di Selatan AS. Latar belakang munculnya 'Super Tuesday' dan alokasi delegasi konvensi itu adalah keinginan dari negara-negara bagian di Selatan lebih berperan dalam proses pemilihan presiden dan dimaksudkan untuk menarik lebih banyak kaum konservatif yang umumnya berdomisili di Selatan dan Midwest untuk berpartisipasi dalam proses pilpres yang diharapkan selanjutnya dapat memberi warna/nuansa politik dari capres/cawapres yang terpilih pada konvensi.

Mengingat jumlah anggota delegasi yang dialokasikan pada 22 negara bagian itu banyak sekali, berjumlah 2.064 atau 51 persen dari jumlah seluruh anggota delegasi konvensi(4.049) bagi Partai Demokrat dan 1.081 atau 45,4 persen dari delegasi Konvensi(2.380) bagi Partai Republik, maka setiap capres berusaha menang di setiap negara bagian atau setidak-tidaknya di negara-negara bagian yang besar dan padat penduduknya dengan alokasi delegasi konvensi yang banyak seperti, untuk Demokrat di California (441 delegasi), New York (281), Illinois(185), New Jersey (127), Massachusetts (121).

Bagi Partai Republik, alokasi delegasi itu California (173), New York (101), Georgia (72), Illinois (70), Missouri (58). Adapun cara menghitung suara kemenangan dalam pemilihan pendahuluan (primari/kaukus) pada dasarnya terdapat tiga cara, yaitu 1) winner-take-all: kontestan yang mendapat suara terbanyak akan mendapatkan semua alokasi anggota delegasi yang tersedia, 2) proportional representation: setiap kandidat yang mendapatkan suara melampaui jumlah persentase tertentu (threshold), misal 15 persen, akan mendapat anggota delegasi setelah dibagi dengan pembilang pembagi, 3) district allocation: pada negara bagian itu terbagi dalam beberapa disrik pemilihan dengan alokasi delegasinya dan untuk menentukan pemenang dalam setiap distrik dipakai sistem winner take all.

Peta kemenangan capres
Calon-calon presiden dari Partai Demokrat, yakni Barack Obama yang memenangkan primari di Iowa dan South Carolina serta Hillary Clinton di New Hampshire dan Nevada masing-masing telah berhasil mengumpulkan anggota delegasi ke konvensi Partai Demokrat sebanyak 177 dan 210. Untuk memenangkan pencalonan sebagai capres pada konvensi nanti yang hanya diikuti dua calon (setelah John Edward mundur pada tanggal 30 Februari), yakni Barack Obama dan Hillary Clinton, masing-masing harus dapat mengumpulkan 2.025 suara delegasi dari jumlah keseluruhan delegasi 4.049.

Di pihak Partai Republik, masih terdapat tiga calon dengan masing-masing perolehan suara delegasi, yaitu John Mc Cain (97), Mitt Romney, (74) dan Mike Huckabee (29). Untuk memenangkan pencalonan sebagai capres pada konvensi Partai Republik, masing-masing kontestan harus dapat mengumpulkan paling sedikit 1.191 suara dari keseluruhan delegasi yang berjumlah 2.380.

Sejauh ini calon yang diunggulkan di pihak Partai Republik adalah Senator John Mc Cain yang telah memenangkan pemilihan di New Hampshire, South Carolina, dan Florida. Di pihak Demokrat masih tetap Barack Obama dan Hillary Clinton yang keduanya mempunyai prospek kemenangan yang hampir sama besar.

Barack Obama (46 tahun) adalah seorang senator dari negara bagian Illinois, keturunan dari bapak seorang Afrika yang berasal dari Kenya dan ibu seorang kulit putih dari Kansas City. Dia tamatan dari Harvard Law School dan Columbia University, dua universitas yang terkemuka (Ivy Leaugue) di AS. Hillary Clinton (60 tahun), senator dari New York adalah seorang wanita, istri bekas Presiden Clinton, salah seorang pengacara terkemuka di AS. Dia tamatan Yale Law School. Latar belakang pribadi dan pendidikannya akan banyak memengaruhi pemilih baik terhadap kalangan liberal yang mendukung aborsi, bantuan subsidi kepada penderita AIDS/golongan menengah ke bawah untuk pendidikan dan kesehatan, pemotongan pajak. Bisa jua dari kaum konservatif yang menentang aborsi, pengurangan subsidi kepada golongan menengah ke bawah dan lebih mempertahankan nilai-nilai tradisional Amerika.

Siapakah yang akan ditetapkan sebagai capres dari Partai Demokrat, akan banyak ditentukan oleh hasil dari pemilihan pada 'Super Tuesday' tersebut. Begitupun pada partai Republik. Dalam pengalaman sejarah pilpres di AS, kemenangan pada 'Super Tuesday' meratakan jalan bagi pemenangya untuk ditetapkan pada konvensi partai sebagai calon presiden (capres)

No comments: