Wednesday, February 20, 2008

OKI Sambut Kemerdekaan Kosovo



Warga Kosovo berdiri di atas tembok yang bergambar negara-negara yang mengakui kemerdekaan Kosovo di kota Gnjilane, Kosovo, Selasa (19/2). Parlemen dan pemimpin Kosovo, Minggu, memproklamasikan kemerdekaan Kosovo lepas dari wilayah Serbia.
Rabu, 20 Februari 2008 | 02:01 WIB

Riyadh, Selasa - Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyambut hangat proklamasi kemerdekaan Kosovo, yang dikatakan sebagai sebuah aset bagi dunia Muslim. Sementara Presiden AS George Walker Bush menegaskan mendukung kemerdekaan Kosovo karena akan bisa ”membawa perdamaian”.

”Kosovo akhirnya menyatakan kemerdekaannya setelah sebuah perjuangan panjang rakyatnya. Seiring dengan kegembiraan itu, kami menyatakan solidaritas dan dukungan kami bagi saudara dan saudari kami di sana,” ujar Ekmeleddin Ihsanoglu, Ketua OKI, saat pembukaan pertemuan di Dakar, Senegal, Senin.

”Islam (negara) mengharapkan mereka sukses dalam pertarungan baru yang akan dihadapi, yakni membangun negara yang kuat dan sejahtera bagi rakyatnya. Tak ada keraguan bahwa kemerdekaan Kosovo akan menjadi aset dunia Muslim dan selanjutnya akan memperkuat aksi Islam,” ujar Ihsanoglu.

Pemimpin Kosovo, Minggu, memproklamasikan kemerdekaan lepas dari Serbia. Aksi ini menjadi drama terakhir upaya melepaskan diri dari Serbia yang berlangsung dua dekade ini. Sebagian besar etnis Albania di Kosovo adalah Muslim. Mayoritas wilayah Kosovo berada di bawah pengawasan PBB sejak tahun 1999.

Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang, dalam keterangan pers Selasa, juga menyambut hangat kemerdekaan Kosovo. Siaran pers yang ditandatangani Ketua Umum Hamdan Zoelva itu juga menyesalkan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang belum mengakui kemerdekaan Kosovo.

Untuk perdamaian

Presiden AS George Walker Bush yang sedang berada di Dar es Salaam, Tanzania, Selasa (19/2), menegaskan mendukung kemerdekaan Kosovo karena ”akan membawa perdamaian”. Ia mengatakan, sejarah akan membuktikan bahwa ini langkah yang tepat membawa perdamaian bagi wilayah Balkan.

”Strategi ini sudah sejak lama ada. AS mendukung langkah ini karena kami yakin semua ini akan membawa perdamaian,” ujar Bush kepada wartawan. ”Dan kini terserah kepada kita semua membantu warga Kosovo untuk menyadari perdamaian mereka,” ujarnya.

AS, Inggris, Perancis, dan Turki kemarin melakukan pertukaran nota diplomatik dengan pemimpin Kosovo di Pristina sebagai bentuk resmi terjalinnya hubungan diplomatik. Ada sekitar 14 negara Uni Eropa yang segera mengakui Kosovo. Namun, China, Romania, Rusia, dan Spanyol menolak kemerdekaan Kosovo yang dilakukan sepihak.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengirim surat kepada Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu mengakui Kosovo ”sebagai sebuah negara bebas dan merdeka”. Menlu Inggris David Miliband juga mengirim surat pengakuan.

Australia juga mengakui kemerdekaan Kosovo. ”Australia dengan tegas meminta pemimpin Kosovo dan Serbia memperlihatkan penyelesaian dan sikap politik untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai,” ujar Menlu Australia Stephen Smith.

Serbia kemarin menarik duta besarnya dari Washington dan sejumlah ibu kota lainnya setelah AS dan sejumlah negara Eropa mengakui kemerdekaan Kosovo. Menlu Serbia Vuk Jeremic di Belgrade memastikan telah menarik duta besar dari negara-negara yang mengakui Kosovo.

Tetap wilayah Serbia

Belgrade menegaskan bahwa Kosovo tetap merupakan bagian dari wilayah Serbia dan akan menghadang semua upaya Kosovo menjadi anggota PBB dan organisasi internasional lainnya. Serbia bahkan mengenakan tuduhan kriminal kepada para pemimpin Kosovo.

Presiden Serbia Boris Tadic mengingatkan Dewan Keamanan (DK) PBB bahwa kemerdekaan Kosovo secara unilateral tak ubahnya sebuah guncangan pada orde dunia hingga bertahun-tahun. ”Tindakan ini merupakan preseden yang akan menimbulkan dampak buruk pada orde internasional yang sulit diperbaiki,” ujar Tadic di depan 15 anggota DK PBB di New York.

Upaya Serbia yang didukung Rusia di DK PBB tetap gagal memperoleh suara yang menolak kemerdekaan Kosovo. Namun DK PBB juga tidak memberikan persetujuan resmi atas proses kemerdekaan itu.

Di Kosovo, aksi kekerasan mulai muncul. Sebuah ledakan terjadi di Mitrovica, di dekat gedung di tempat polisi PBB dan pejabat Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) berada. Ledakan ini menghancurkan kaca mobil yang ada tetapi tidak ada yang cedera.

Parlemen Serbia di Belgrade, Senin, bertemu dalam sidang khusus untuk membatalkan proklamasi kemerdekaan Kosovo. Sekitar 5.000 warga Serbia melancarkan aksi protes di Belgrade menolak Kosovo. Sekelompok orang menghancurkan jendela restoran cepat saji McDonald’s. Mereka melempari Kedubes Turki. (Reuters/AFP/AP/ppg)

No comments: