Menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat membutuhkan dana tak sedikit. Barack Obama, bakal calon presiden Partai Demokrat, membuat rekor pengumpulan dana satu juta dollar AS (sekitar Rp 9,3 miliar) per hari. Terbesar bagi bakal calon presiden selama pemilihan pendahuluan.
Senator Illinois yang pernah dua tahun bersekolah dasar di Jakarta ini, Kamis (31/1), dilaporkan mengumpulkan 32 juta dollar AS selama Januari. Dana besar yang memungkinkan Obama menambah staf dan memperluas iklan kampanye ke negara-negara bagian di luar negara bagian yang ikut ”Super Tuesday” 5 Februari.
Obama kini beriklan di 20 dari 22 negara bagian yang ikut dalam ”Super Tuesday”. Dia merencanakan memulai beriklan di tujuh negara bagian lain dengan pemilihan pendahuluan atau kaukus berlangsung Februari, tetapi di luar ”Super Tuesday”.
Saingannya, Hillary Rodham Clinton, beriklan di 22 negara bagian ”Super Tuesday”, termasuk di New York.
Bakal calon presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, mengeluarkan 35 juta dollar AS tahun 2007 dari kekayaannya untuk kampanye ke Gedung Putih. Ini termasuk 18 juta dollar AS dalam tiga bulan terakhir 2007.
Romney melaporkan telah mengumpulkan 9 juta dollar AS dari donatur. Ia sudah menghabiskan 33,8 juta dollar AS selama tiga bulan terakhir 2007. Romney tidak melaporkan jumlah pengumpulan dana Januari. Ia hanya memiliki 2,4 juta dollar AS tunai di akhir tahun 2007.
Staf kampanye Romney mengatakan, mereka siap memulai sebuah strategi agresif menghadapi John McCain. Strategi itu antara lain, iklan televisi di California dan negara-negara bagian lain yang ikut ”Super Tuesday”. Langkah ini mengartikan Romney siap untuk merogoh kocek sendiri lagi.
McCain, yang sementara menjadi bakal calon presiden Republik terkuat setelah menang di Florida pekan ini, telah mengumpulkan 7 juta dollar AS selama tiga pekan pertama Januari. Pengumpulan dananya meningkat sejak kemenangannya di Florida. Juga sejak mendapat dukungan resmi dari Rudy Giuliani, saat mantan Wali Kota New York itu mundur dari pertarungan. (AP/Reuters/AFP/DI)
No comments:
Post a Comment