Monday, June 4, 2007

Fatah al-Islam Diminta Menyerah
Serangan ala 11 September Akan Terjadi di Lebanon

Beirut, Minggu - Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora kembali memperingatkan kelompok Fatah al-Islam agar segera menyerah. Jika tidak, mereka akan ditumpas habis pasukan pemerintah. Namun, peringatan tersebut tidak ditanggapi. Kelompok asal Palestina itu bertekad akan bertempur hingga titik darah penghabisan.

"Mereka harus menyerahkan diri dan senjata mereka. Jika mereka melakukan itu, mereka akan diadili secara layak," kata Siniora dalam sebuah wawancara dengan televisi Al-Arabiya, Sabtu (2/6).

Juru bicara Fatah al-Islam, Abu Salim Taha, tak mengindahkan peringatan Siniora. Dia menegaskan, tidak ada satu pun anggota kelompoknya yang akan menyerahkan diri. "Kami akan bertempur hingga titik darah penghabisan," katanya.

Ia mengatakan, kamp Nahr al-Bared tidak akan jatuh ke tangan pasukan Pemerintah Lebanon meski kamp itu dihujani tembakan. "Tentara (Lebanon) juga tidak akan bisa memasuki (kamp ini)," ujarnya.

Saat ini pasukan Lebanon masih mengepung kamp pengungsian tersebut. Pengepungan telah berlangsung sejak tanggal 20 Mei 2007. Hari Minggu kemarin pasukan Lebanon memperketat pengepungan dengan terus menembaki kamp Nahr al-Bared. Tidak tanggung-tanggung, peluru yang digunakan ukuran kaliber 155 milimeter. Tembakan itu menimbulkan asap putih yang membubung ke angkasa.

Sejumlah tank dan kendaraan lapis baja yang mengangkut pasukan khusus terlihat di jalan-jalan di luar kamp.

Sejauh ini, korban tewas akibat pertempuran tentara Lebanon dan Fatah al-Islam mencapai 106 orang. Para korban terdiri dari 44 tentara pemerintah, 41 anggota kelompok Fatah al-Islam, dan sisanya warga sipil. Ini adalah perang internal terburuk sejak perang saudara Lebanon yang berlangsung tahun 1975-1990.

Pertempuran tersebut juga mengakibatkan 60 persen bangunan di kamp Nahr al-Bared hancur. Warga Palestina yang mengungsi di tempat itu mencapai puluhan ribu.

Siniora mengatakan, kamp tersebut sebelumnya dihuni sekitar 31.000 warga Palestina. Kini, warga Palestina yang masih berada di kamp sekitar 3.000 orang. Dia menuduh Fatah al-Islam menjadikan para pengungsi sebagai tameng manusia dari serangan musuh.

Kapan pertempuran itu akan berhenti? Tidak ada yang bisa memastikan. Juru bicara tentara Lebanon mengatakan, pertempuran akan terus berlangsung hingga mereka dapat mengakhiri perlawanan Fatah al-Islam. "Satu-satunya pilihan bagi kelompok bersenjata itu adalah menyerahkan diri," ujarnya.

11 September

Surat kabar di Beirut, An-Nahar, melaporkan, kelompok Fatah al-Islam telah merencanakan sebuah serangan ala 11 September di Lebanon. Serangan tersebut merujuk pada serangan 11 September 2001 yang terjadi di Amerika Serikat.

"Fatah al-Islam merencanakan serangan ke sebuah hotel besar di ibu kota dengan menggunakan empat bom truk. Pada saat yang sama, mereka melancarkan serangan bom bunuh diri ke kedutaan-kedutaan di timur dan barat Beirut," kata surat kabar itu.

An-Nahr mengatakan, informasi mengenai rencana serangan itu diperoleh dari hasil pemeriksaan anggota Fatah al-Islam yang ditahan oleh militer Lebanon sejak pertempuran berkecamuk 20 Mei lalu. Namun, surat kabar itu tidak menyebutkan sumbernya.

Sejauh ini belum ada pejabat Lebanon yang mengomentari laporan An-Nahr.

An-Nahr juga mengatakan, jaringan Al-Qaeda yang menginspirasi kelompok itu berencana melancarkan serangan ke terowongan Shekka yang menghubungkan Beirut dengan Tripolis. Tujuan serangan itu adalah untuk memotong daerah utara. Di tempat itu, mereka akan mendeklarasikan sebuah negara. (AP/AFP/BSW)

No comments: