Wednesday, June 20, 2007

Tajuk Rencana

KOMPAS 20 Juni 2007

Konflik Internal, Tantangan Palestina

Tidak mudah bagi bangsa Palestina melangkah maju dalam perjuangan melawan Israel jika kekuatannya terus digerogoti perpecahan internal.

Itulah kerisauan di tengah memuncaknya pertikaian bersenjata antara milisi Hamas dan Al Fatah pekan lalu di Jalur Gaza. Konflik itu menewaskan puluhan orang dan memaksa ribuan warga mengungsi.

Posisi Hamas dilaporkan berada di atas angin dan mengontrol seluruh Jalur Gaza setelah konfrontasi lima hari. Sebaliknya Al Fatah terdesak. Terlepas siapa yang unggul atau terdesak, pertikaian itu sendiri sangatlah kontraproduktif bagi kepentingan perjuangan masa depan bangsa Palestina.

Jelas pula, Israel diuntungkan oleh perpecahan internal bangsa Palestina. Perpecahan internal itu telah memperlemah kemampuan bangsa Palestina meneruskan perjuangan melawan pendudukan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Tantangan menghadapi pendudukan Israel sudah sangat berat. Tantangan itu terasa jauh lebih berat lagi akibat perpecahan dan konflik internal bangsa Palestina. Kekompakan yang diperlukan untuk melawan pendudukan Israel akhirnya melemah. Perhatian dan energi semakin banyak terkuras oleh kemelut internal.

Sudah muncul sinisme dan cemoohan, pertikaian Hamas dan Al Fatah memperlihatkan sikap tidak bertanggung jawab karena telah menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Palestina. Kedua kelompok mengorbankan kepentingan bangsa yang lebih besar hanya karena konflik kepentingan kekuasaan politik.

Pertikaian antara Hamas dan Al Fatah tidak hanya memperlemah perjuangan melawan Israel, tetapi juga memecah belah bangsa Palestina, sekurang-kurangnya di antara pendukung kedua kekuatan sosial politik itu.

Bahaya lebih besar akan terjadi jika kedua kekuatan tidak melakukan rekonsiliasi nasional dan gagal melakukan kompromi politik demi kepentingan bangsa Palestina secara keseluruhan.

Hamas dan Al Fatah akan kehabisan tenaga jika terus-menerus bertarung, tanpa menyadari nasib bangsa Palestina secara keseluruhan yang dipertaruhkan. Sebelum ada langkah terobosan yang menyatukan kedua kekuatan, potensi konflik akan terus mengancam.

Musuh utama bangsa Palestina sekarang ini bukan hanya Israel, tetapi juga konflik internal. Bangsa Palestina sedang diuji bagaimana mengatasi persoalan internal. Tidaklah mungkin bangsa Palestina dapat berkonsentrasi dalam melanjutkan perjuangan melawan pendudukan Israel jika persoalan perpecahan internal tidak segera dibereskan.

No comments: