Friday, June 29, 2007

Kesenjangan Bertahan
Kemakmuran Tetap Didominasi Segelintir Elite Hitam dan Putih

Midrand, Kamis - Afrika Selatan sudah 13 tahun dipimpin elite politik kulit hitam dengan payung Kongres Nasional Afrika atau ANC. Ada kemajuan, tetapi pada umumnya kesenjangan sosial dan ekonomi tetap terjadi bahkan makin memburuk dengan perbedaan atau ketimpangan yang makin dahsyat.

Hal itu mencuat pada kongres ANC yang berlangsung empat hari di Midrand, dekat Johannesburg, mulai Rabu (27/6), dan berlangsung selama empat hari. Presiden Afrika Selatan Tabo Mbeki, juga elite dari ANC, mengakui kesenjangan tersebut.

Kritikan pedas pun ditujukan kepada ANC. Kesenjangan dinilai menjadi bom waktu yang akan merusak reputasi ANC, yang menggantikan kekuasaan elite putih (Apartheid) yang terjungkal pada 1994. Sejak tahun 1994 Afrika Selatan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sekitar 85 persen dari total kepala keluarga memiliki akses terhadap air bersih, naik dari 61 persen pada tahun 1994. Lebih dari empat juta rumah telah dibangun.

Akan tetapi, tingkat pengangguran masih tinggi, yaitu sekitar 40 persen dari total angkatan kerja. Publik makin tidak puas dengan pemerintah yang dinilai tidak bisa mengoreksi ketimpangan. Afrika Selatan berpenduduk 47,4 juta jiwa. Total produk domestik bruto (PDB) 570,2 miliar dollar AS berdasarkan keseimbangan daya beli, atau nomor 18 tertinggi di dunia.

Pendapatan per kapita Afrika Selatan 12.161 dollar AS per tahun atau nomor 57 di dunia. Namun, koefisien gini mencapai angka 0,58 alias di atas 0,32 (yang dianggap sebagai standar internasional). Koefisien gini adalah pengukur kesenjangan pendapatan. Koefisien sekitar 0,32 dianggap sebagai gambaran dari kesenjangan pendapat yang tidak buruk. Angka koefisien gini di atas itu menunjukkan kesenjangan yang memburuk.

Rasisme

Masalah di Afrika Selatan juga menyangkut kesenjangan ras, jender, dan kesenjangan untuk memperoleh kesempatan. Kejatuhan Apartheid tetap hanya menguntungkan segelintir elite kulit hitam dan kulit putih. ANC pun mulai terpecah antara kelompok kiri, yang dianut oleh Wakil Ketua ANC Jacob Zuma, dan kubu Presiden Mbeki.

Joel Netshitenzhe, Kepala Kebijakan di Kantor Presiden Afrika Selatan, mengingatkan pejabat pemerintah yang korup, berpihak kepada pebisnis (didominasi kulit putih), dan sikap anggota ANC yang tak acuh pada kelas buruh.

Sekretaris Jenderal Kongres Serikat Pekerja Afrika Selatan (COSATU) Zwelinzima Vavi mengatakan, "ANC telah gagal. Kekuatan ekonomi tetap dikuasai kulit putih dan mayoritas warga tetap terjebak pada kemiskinan dan pengangguran."

Presiden Mbeki mengatakan, warisan sejarah selama 350 tahun tidak bisa diatasi dalam 13 tahun. Hal tersebut didukung oleh Charles Meth, peneliti dari University of Cape Town, bahwa kemiskinan baru diatasi selama beberapa dekade.

Akan tetapi, di akhir pertemuan, ANC diharapkan bisa menelurkan kesepakatan soal cara mengatasi kesenjangan, termasuk mendiskusikan soal monopoli permodalan di tangan kulit putih. (REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: