Saturday, June 23, 2007

Tajuk Rencana

kompas 23/06/07

Dampak Kudeta di Thailand Berlanjut

Dampak kudeta September 2006 di Thailand masih terus berlanjut, yang merepotkan junta dan mempersulit pembangunan sosial ekonomi.

Junta gampang menjatuhkan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, tetapi tetap sulit menaklukkannya. Thaksin terus menantang antara lain dengan menyatakan rencana menggugat junta yang telah membekukan kekayaannya senilai 1,8 miliar dollar AS.

Thaksin masih tetap berkibar dengan sisa kekayaan yang dimilikinya meski hidup di pengasingan di Inggris saat ini. Sekalipun kekayaan senilai 1,8 miliar dollar AS di berbagai rekening bank di dalam negeri sudah dibekukan oleh junta, mantan PM itu pekan ini tetap bisa membeli klub Manchester City (Inggris) seharga 162 juta dollar.

Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Thaksin masih tetap leluasa mengendalikan berbagai bisnisnya dari pengasingan. Namun, pembelian Manchester City tidak hanya untuk kepentingan bisnis, tetapi pertamatama sebagai investasi politik. Thaksin ingin menjangkau seluruh rakyat Thailand, yang umumnya penggemar sepak bola Liga Primer Inggris.

Pembelian Manchester City hari Kamis 21 Juni seakan-akan memperolok junta, yang beberapa saat sebelumnya secara resmi mendakwa Thaksin melanggar Undang-Undang Antikorupsi. Junta ingin memanggil paksa Thaksin untuk menghadiri persidangan atas tuduhan menyalahgunakan jabatan yang merugikan keuangan negara sebesar 22,3 juta dollar AS. Thaksin diancam hukuman 10 tahun penjara dan denda.

Thaksin mengisyaratkan akan pulang, tetapi tidak sekarang. Rupanya Thaksin menunggu perubahan pemerintahan atau kejatuhan junta untuk bisa pulang.

Berbagai upaya ditempuh junta untuk mengucilkan Thaksin. Junta tidak hanya menetapkan Thai Rak Thai milik Thaksin sebagai partai terlarang, tetapi mantan PM itu juga dilarang berpolitik untuk periode lima tahun. Semua kekayaan Thaksin di Thailand telah disita.

Namun, sudah sering disinggung, junta mudah mengambil alih kekuasaan, tetapi tidak gampang menjalankan pemerintahan, lebih-lebih di era keterbukaan seperti sekarang ini.

Konsentrasi junta yang terlalu besar untuk membatasi ruang gerak dan pengaruh Thaksin membuat perhatian terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyat menjadi kedodoran. Janji-janji perbaikan yang disampaikan junta pun sampai sekarang tidak terwujud.

Sementara gerakan penolakan terhadap junta sebagai pemasung demokrasi meningkat. Junta pun tidak dapat leluasa menjalankan kekuasaan, yang memang diraihnya secara tidak demokratis.

No comments: