Kondisi Zimbabwe Semakin Keruh
Situasi sosial politik di Zimbabwe tetap saja memanas dan keruh meski lebih dari 200 aktivis oposisi yang ditangkap pekan lalu sudah dilepaskan.
Para aktivis ditahan dan dilepaskan tanpa proses pengadilan. Aparat keamanan menjelaskan, para aktivis ditangkap atas tuduhan melancarkan serangan bom molotov terhadap gedung pemerintah, toko, dan pos polisi belakangan ini.
Namun, tuduhan itu dinilai Gerakan Perubahan Demokratis (GPD) terlalu dicari-cari, dan tidak lebih sebagai rekayasa untuk membungkam gerakan oposisi menjelang pemilihan presiden Maret tahun depan.
Presiden Robert Mugabe, yang sudah berkuasa 27 tahun sejak Zimbabwe merdeka tahun 1980, berambisi mempertahankan kekuasaannya. Ia ingin dipilih lagi dalam pemilihan tahun depan.
Hanya saja, berbeda dengan rangkaian pemilihan sebelumnya yang berlangsung tanpa pesaing, pemilihan presiden tahun depan diperkirakan akan penuh tantangan. Kelompok oposisi ingin menantang Mugabe.
Keberanian kubu oposisi muncul karena posisi Mugabe terus melemah, ditambah usianya sudah uzur. Kedua faktor itu dijadikan sebagai kalkulasi politik oleh oposisi sebagai peluang merebut kekuasaan.
Pemerintahan Mugabe memang tidak efektif lagi untuk mendorong perbaikan dan perubahan. Negeri berpenduduk 13 juta itu semakin jauh terseret ke dalam berbagai kesulitan sosial ekonomi.
Zimbabwe (dulu Rhodesia), yang dikenal sebagai eksportir komoditas pertanian, kini justru mengalami krisis pangan. Juga krisis bahan bakar. Harga-harga melambung tinggi. Tingkat pengangguran mencapai 80 persen lebih, sementara inflasi mencapai lebih dari 3.700 persen sebagai negara paling tinggi inflasinya di dunia.
Popularitas Mugabe pun terus merosot di tengah tuntutan regenerasi kepemimpinan yang semakin kuat. Namun, kelompok elite yang mendapatkan keuntungan dari kekuasaan Mugabe terus berjuang melanggengkan kekuasaan tokoh yang sudah berusia 83 tahun itu.
Berbagai rekayasa politik akhirnya dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan. Aktivis oposisi diintimidasi, ditangkap, dan ditahan, tanpa proses pengadilan.
Kecenderungan tindakan represif pemerintahan Mugabe lebih memperlihatkan sikap reaktif dan defensif karena posisinya semakin terdesak. Hari-hari kejatuhan Mugabe tampaknya hanya tinggal waktu.
Timbul kecemasan tentang kemungkinan regenerasi kepemimpinan secara tidak mulus. Proses peralihan kekuasaan secara tidak aman dan damai dapat menyeret jauh Zimbabwe ke dalam kekacauan lebih besar.
No comments:
Post a Comment