Tuesday, June 26, 2007

Publik Menunggu Janji Brown
Rakyat Inggris Sudah Skeptis terhadap Tony Blair


London, Senin - Menteri Keuangan Inggris Gordon Brown akan menggantikan Perdana Menteri Tony Blair menyusul pengangkatan dia sebagai pemimpin Partai Buruh, Minggu. Dalam pidato di hadapan pendukung Partai Buruh, Brown berjanji akan merevitalisasi partai dan membuat fokus baru dalam kebijakan luar negeri.

Media-media di Inggris yang terbit Senin (25/6) menyatakan puas dengan pidato Brown. Namun, mereka mengingatkan Brown agar memenuhi janjinya.

"Setelah Tony Blair, rakyat Inggris menjadi lebih sinis terhadap janji-janji perdana menteri. Blair mengatakan hal-hal yang bagus, tetapi tidak mampu melaksanakannya. Brown mengatakan hal yang benar, tetapi dia harus memenuhinya," tulis surat kabar Daily Mail soal sikap sinis rakyat kepada Balir.

The Guardian menuliskan, pidato Brown dikemukakan dalam lingkungan yang mendukung. "Tidak ada keraguan tentang jangkauan visi Brown. Namun, tugas yang lebih berat adalah untuk meyakinkan publik bahwa Brown bisa membuat pemerintah memiliki nilai moral baru," demikian The Guardian.

Brown menerima kepemimpinan Partai Buruh dari Blair, Minggu di Manchester, dan akan memulai tugas secara resmi sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris, Rabu (27/6). Sebagai pemimpin partai berkuasa, otomatis Brown menjabat sebagai PM.

Rivalitas

Sejak tahun 1994, Brown dan Blair bersaing untuk memimpin Partai Buruh. Persaingan itu sering memicu ketegangan hubungan personal antara keduanya dan memengaruhi politik Inggris. Namun, saat menyerahkan kursi kepemimpinan, Blair menyebut Brown sebagai "teman selama 20 tahun" dan mengatakan Brown memiliki kualitas sebagai PM yang hebat.

Brown pun memuji prestasi Blair, termasuk upayanya membawa perdamaian di Irlandia Utara. Dia juga mengatakan, tidak akan ada penarikan kembali reformasi pelayanan publik yang dilakukan Blair dan sempat menimbulkan kemarahan sebagian anggota Partai Buruh.

Sebagai pemimpin Partai Buruh yang baru, Brown menyatakan akan merevitalisasi partai karena Partai Buruh membutuhkan jiwa untuk melengkapi kebijakannya. "Seiring aspirasi rakyat dan perubahan prioritas, Partai Buruh harus memperbarui diri sebagai partai perubahan," ujar Brown.

"Partai yang saya pimpin harus memiliki lebih dari sekadar paket kebijakan. Kita harus punya jiwa," kata Brown.

Dia menambahkan, saat menjabat sebagai PM, kesehatan, pendidikan, dan pemberantas kemiskinan akan menjadi prioritas. Brown juga berjanji akan menarik pelajaran dari Perang Irak.

"Kebijakan luar negeri di masa mendatang akan merefleksikan kenyataan bahwa, untuk mengisolasi dan mengalahkan terorisme, saat ini diperlukan lebih dari sekadar kekuatan militer," kata Brown.

Popularitas Blair dan Partai Buruh turun drastis akibat dukungannya terhadap Perang Irak yang dikobarkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat George W Bush. Jajak pendapat terkini menunjukkan, pengangkatan Brown berhasil meningkatkan popularitas Partai Buruh menjadi 39 persen, mengungguli Partai Konservatif yang memperoleh 36 persen.

Brown berhasil meraih posisinya tanpa satu pun penantang. Di posisi Wakil PM, Menteri Kehakiman Harriet Harman berhasil mengalahkan enam lawannya dari Partai Buruh untuk menduduki jabatan tersebut.

Harman meraih 50,4 persen suara dari total 3,5 juta anggota Partai Buruh. Dia menang tipis atas saingan terdekatnya, Menteri Pendidikan Alan Johnston, yang meraih 49,6 persen suara.

Brown kemudian menunjuk Menteri Transportasi Douglas Alexander sebagai Ketua Komisi Pemilu Partai Buruh. Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa Brown akan mempersiapkan pelaksanaan pemilu sela tahun depan dan mengamankan jabatannya. (ap/afp/reuters/bbc/fro)

No comments: