Saturday, June 2, 2007

thailand
Partai Demokrat Harus Tahu Merebut Hati Rakyat Desa

bangkok, jumat - Partai Demokrat, yang lolos dari segala tuduhan kecurangan pemilu, harus tahu merebut hati masyarakat pedesaan. Kelompok ini sangat fanatik terhadap Perdana Menteri Thailand yang terguling, Thaksin Shinawatra, dan partainya, Thai Rak Thai. Partai Demokrat harus merebut mereka jika ingin memenangi pemilu mendatang.

Bagi kalangan militer dan kaum terpelajar perkotaan, Thaksin adalah kapitalis yang menjarah ekonomi dan menumbangkan demokrasi demi keuntungan keluarga dan kroninya melalui bisnis besar-besaran. Namun, bagi masyarakat pedesaan, dia adalah satu-satunya politisi yang peduli penderitaan mereka. Thaksin adalah Perdana Menteri Thailand pertama yang mau mendengarkan kebutuhan dan aspirasi jutaan rakyat yang hidup jauh dari gemerlap kota Bangkok.

Thaksin dicintai

"Meskipun Thai Rak Thai telah dibubarkan, kami masih mencintai Thaksin," kata Jatuporn Prompan, organisator protes menentang pembubaran Thai Rak Thai. "Keputusan itu tidak adil karena hanya Thai Rak Thai yang dibubarkan, sementara partai lain bertahan," kata Boonsri Wheankaew, seorang sopir taksi.

Sejak saat ini, para pengamat politik mengatakan, masyarakat miskin berada di pusat perhatian politik Thailand. "Lanskap politik berubah sejak Thaksin berkuasa karena faham populisme yang efektif," kata mantan Menlu Surin Pitsuwan, Jumat (1/6).

"Sekarang, pemerintahan mana pun harus mempertimbangkan populisme, dan mengatakan, ’Kami mendengar kalian, rakyat pinggiran. Sekarang kalianlah pusat perhatian. Kami akan mendengar kalian dan merawat kalian’," katanya.

Suara dari masyarakat desa dan masyarakat miskin kota telah memenangkan Thai Rak Thai yang memperoleh suara mayoritas absolut pertama dalam sejarah Thailand pada pemilu 2005. Thai Rak Thai tetap populer karena kebijakan populisnya.

"Saya kira, menjadi sangat berat dan sangat kacau, kecuali partai politik Thailand bisa merebut massa Thai Rak Thai," kata Thitinan Pongsudhirak dari Chulalongkorn University, Bangkok. Dia menambahkan, jika parpol tidak bisa memenangi suara masyarakat pedesaan dan mengisi kekosongan politik, dipastikan terjadi kekacauan.

"Mereka belum mengupayakan apa-apa. Ada ketimpangan besar, ada pemilih yang diabaikan," ujar Thitinan. "Penentangan mungkin akan berjalan diam- diam, tetapi juga tertanam dalam dan kuat," katanya.

Para pengamat politik memperkirakan akan adanya kampanye untuk memulihkan citra dan popularitas Thaksin di kalangan pendukung dia dari kalangan masyarakat pedesaan. Thaksin telah memikirkan untuk kembali ke Thailand dan melakukan kegiatan amal sambil menanti habisnya masa larangan politik.

"Thaksin memiliki miliaran baht sehingga tidak ada artinya mengeluarkan satu miliar baht untuk amal," kata analis politik Sombat Thamrongthanyawong. "Itu akan menguntungkan pemilih miskin di pedesaan, bahkan kelas menengah di Bangkok," ujarnya. (ap/afp/reuters/fro)

No comments: