Sunday, June 3, 2007

Pertemuan g-8
Negara Maju Dituduh Merusak Dunia

ROSTOCK, Sabtu - Pertemuan G-8 sudah dimulai oleh para demonstran. Antusiasme demonstran begitu tinggi karena mereka menilai negara maju yang tergabung dalam kelompok G-8 adalah penghancur dunia.

Konvoi bus dan kereta api dari seantero Eropa mengalir menuju kota pelabuhan Rostock di Jerman utara, Sabtu (2/6). Jumlah pemrotes yang mengepung pertemuan G-8 tersebut merupakan yang terbesar dari pertemuan G-8 selama ini.

Sekitar 13.000 polisi sudah disiagakan untuk menghadang sekitar 10.000 demonstran. Demonstran menyuarakan "dunia yang lain dimungkinkan", yang merujuk pada tuntutan agar negara industri lebih memerhatikan keadilan global.

"Dunia terbentuk dengan dominasi G-8, tetapi dunia yang tercipta oleh dominasi itu menghasilkan perang, membiarkan kelaparan, menyebabkan terjadi perpecahan sosial di dunia, kerusakan lingkungan, dan menciptakan hambatan bagi arus masuk imigran dari negara berkembang," demikian antara lain isi poster yang dibawa oleh demonstran.

"G-8 adalah teroris, pencetus perang, dan perusak lingkungan. Tak ada dialog dengan kapitalis," demikian diutarakan Dirk Mirow, seorang warga Jerman.

Para demonstran berasal dari berbagai kelompok masyarakat seperti komunis, anarkis, dan aktivis lingkungan hidup. Mereka menuntut G-8 memberi perhatian terhadap pemberantasan HIV/AIDS, kemiskinan di Afrika, dan perubahan iklim.

Para demonstran akan melakukan berbagai aktivitas sepanjang tiga hari pertemuan G-8 yang akan dimulai Rabu (6/6) di dekat kota resor Heiligendamm.

Legitimasi dipertanyakan

Demonstran juga mempertanyakan legitimasi G-8 sebagai pemimpin dunia. Masalahnya, banyak janji G-8 yang tak dipenuhi. Bahkan, kelompok ini makin menutup diri terhadap keadaan dunia yang kian memprihatinkan.

Kanselir Jerman Barat Angela Merkel menjadi tuan rumah pertemuan yang akan dihadiri pemimpin Inggris, Perancis, Jepang, Italia, Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat.

Ikay Stenzel, salah seorang pemrotes, mengatakan sangat kecewa kepada para pemimpin G-8. "Mereka ingin memaksakan kehendak mereka kepada negara miskin," katanya.

Para demonstran menekankan aksi damai. "Tak ada yang perlu dikhawatirkan pada demonstrasi besar di Rostock ini," kata para demonstran.

"Kami akan melakukan demonstrasi besar dengan penuh warna serta pesan yang kuat. Kami tidak berharap ada persoalan dengan polisi," demikian para demonstran.

Namun, sebagian demonstran sudah mulai bertindak dengan memprovokasi polisi. Beberapa demonstran melempari polisi dengan bom molotov, botol, atau kembang api.

Bentrokan makin terpicu karena ribuan demonstran sudah memadati jalan-jalan di kota pelabuhan di Jerman utara tersebut, yang terletak di pantai Laut Baltik.

Seorang polisi mengatakan bahwa beberapa demonstran memicu bentrokan. Polisi mengisolasi pembuat onar itu, tetapi dua polisi sempat cedera.

Menurut kepolisian Jerman, demonstran yang hadir sudah mencapai 20.000 orang. Namun, Attac, kelompok anti-globalisasi dan anti-kemiskinan, mengatakan 80.000 demonstran sudah hadir di kota tersebut.

Pertemuan G-8 sendiri, sebagaimana diutarakan Merkel, tidak berharap banyak. Soal isu lingkungan global, ia juga tak berharap terjadi terobosan walau AS menyatakan akan mendukung pengurangan emisi penyebab pemanasan global. Misi lain pertemuan G-8 ialah dorongan untuk implementasi bantuan kepada Afrika. (REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: