Ramallah, Kamis - Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO akhirnya mengambil alih fungsi parlemen Palestina yang didominasi Hamas. Kamis (21/6), PLO mengesahkan keputusan Presiden Mahmoud Abbas untuk membentuk pemerintahan darurat. Seharusnya, pengesahan itu dilakukan oleh parlemen.
Keputusan PLO diambil setelah Presiden Mahmoud Abbas meminta Dewan Pusat PLO mengambil alih fungsi parlemen Palestina yang dikuasai oleh Hamas, Rabu. Abbas secara terbuka meminta Dewan Pusat PLO mengesahkan dekrit yang dia ambil, seperti membubarkan pemerintahan pimpinan Hamas, mendeklarasikan keadaan darurat, dan membentuk pemerintahan darurat.
Abbas membutuhkan pengesahan parlemen agar dekrit yang dikeluarkan memiliki legitimasi politik dan hukum.
Anggota Dewan Sekretariat PLO, Saleh Raafat, mengatakan, pengesahan Dewan itu telah ditandatangani Kamis. Selain mengesahkan pemerintahan darurat, Dewan juga menyerukan pemilu presiden dan parlemen segera setelah Hamas menghentikan penguasaan militernya di Gaza.
Seharusnya, keputusan semacam itu dikeluarkan oleh parlemen Palestina hasil pemilu 2006 yang didominasi Hamas. Namun, Abbas tampaknya sadar benar bahwa dia tidak mungkin mendapatkan pengesahan dari rivalnya, Hamas. Karena itu, dia meminta PLO mengambil alih fungsi parlemen. Pihak Abbas maupun PLO tidak secara terbuka mengakui hal itu.
Raafat mengajukan alasan lain. Dia menjelaskan bahwa parlemen saat ini tidak bisa bersidang dan membuat keputusan setelah sejumlah anggota parlemen dari Hamas ditangkapi Pemerintah Israel.
"Parlemen dapat bertemu jika mungkin dan membuat keputusan. Tetapi sekarang, parlemen tidak bisa. Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab PLO dan lembaganya (untuk mengambil alih)," katanya.
PLO yang tidak aktif sejak beberapa tahun belakangan, kini menganggap dirinya sebagai satu-satunya perwakilan rakyat Palestina yang dapat memberikan atau mencabut legitimasi pemerintah. Meski demikian, Raafat menegaskan bahwa PLO tidak menggantikan parlemen.
"(PLO) tidak menggantikan parlemen, tetapi PLO adalah referensi tertinggi rakyat Palestina dan Otoritas Palestina," ujarnya.
PLO merupakan organisasi yang didirikan oleh mendiang Yasser Arafat sebagai alat perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka. Organisasi ini didominasi oleh Fatah, dan sejauh ini tidak memiliki anggota dari Hamas.
Rekonsiliasi
Dalam pidatonya di televisi, Abbas mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan rekonsiliasi dengan Hamas. Abbas bahkan menyebut Hamas sebagai "teroris pembunuh", sebuah label yang selama ini digunakan AS dan Israel. "Tidak ada dialog dengan para pembunuh," katanya.
Abbas juga menuduh Hamas memiliki rencana rinci untuk membunuhnya. Abbas mengaku memiliki rekaman anggota Hamas sedang memasukkan bahan peledak dalam jumlah banyak ke dalam sebuah lubang di bawah jalan yang Abbas lalui ketika menuju kantornya di Gaza. "Peledak itu ditujukan untuk Abu Mazen (Abbas)," ujar Abbas.
No comments:
Post a Comment