Tuesday, June 19, 2007

Sarkozy Kuasai Parlemen
Jumlah Kursi Kubu Sosialis Meningkat Tajam

Paris, Senin - Partai Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Uni Pergerakan Popular atau UMP, memenangi pemilu legislatif hari Minggu (17/6), melebarkan jalan bagi Sarkozy untuk mengimplementasikan agenda reformasi ekonomi dan politiknya.

Meski demikian, UMP gagal menang telak, bahkan harus kehilangan 45 kursinya yang sebagian besar diambil alih Partai Sosialis. Dalam pemilu hari Minggu, UMP memenangi 314 dari 577 kursi Majelis Nasional. Sedangkan Sosialis melonjak dari 149 menjadi 185 kursi.

"Berbeda dari perkiraan sebelumnya, kursi parlemen tak bisa dikuasai dengan mutlak," tulis koran ekonomi Les Echos yang menyebut Sosialis berhasil dengan kampanyenya yang menyerukan para pemilih untuk "bangun dan membuka matanya".

UMP juga dipermalukan karena tokoh nomor dua dalam kabinet bentukan Sarkozy, Alain Juppe, yang bulan lalu ditetapkan sebagai Menteri Energi dan Lingkungan, kalah di daerah pemilihan Bordeaux oleh kandidat tak populer. Juppe harus mengundurkan diri karena beberapa waktu lalu Perdana Menteri Perancis yang baru, Francois Fillon, mengumumkan, menteri yang kalah dalam perebutan kursi di daerah pemilihan harus mundur.

Kekalahan Juppe ini mengurangi kemeriahan perayaan kemenangan UMP, yang selama 20 tahun terakhir menguasai panggung politik Perancis.

Harian konservatif Le Figaro menyebut hasil pemilu itu "bukanlah kekalahan bagi Sarkozy, tetapi jelas merupakan peringatan". Disebutkan, lonjakan kursi bagi Sosialis menjadi bukti bahwa bila Perancis mengadopsi gagasan reformasi, banyak kalangan yang belum siap.

Sedangkan harian kiri The Liberation memperingatkan, hasil itu mencerminkan penolakan pemilih terhadap parlemen yang monokrom dan kekuasaan total di tangan seorang tokoh.

Mandat Sarkozy

Namun, PM Francois Fillon menyatakan, kemenangan UMP dalam pemilu legislatif menunjukkan bahwa rakyat Perancis telah membuat "keputusan yang jelas dan koheren" atas masa depan negara itu dengan memberi Sarkozy mandat untuk bekerja.

"Anda telah memberikan suara bagi sebuah perubahan, hal itu akan menjadi kenyataan. Kita akan hadapi bersama hal-hal yang selama ini dinilai tabu dan telah memerangkap negeri ini," kata Fillon.

Salah satu agenda reformasi ekonomi Sarkozy adalah merombak UU Ketenagakerjaan yang dinilai terlalu memanjakan buruh Perancis, misalnya saja jam kerja 35 jam per minggu atau aneka tunjangan karyawan, yang dianggap menghambat peningkatan produksi. Sarkozy berjanji akan memicu pertumbuhan ekonomi dari 2,1 persen pada tahun 2006 menjadi 2,7 persen. Sedangkan tingkat pengangguran yang saat ini di atas 10 persen akan ditekan menjadi 8,3 persen.

Sarkozy juga berjanji untuk memperketat UU Imigrasi dan memperberat hukuman mereka yang pernah terlibat tindakan kriminal.

Royal berpisah

Meskipun gagal dalam pemilu presiden dan pemilu legislatif, kubu Sosialis tetap optimistis bahwa mereka telah "berhasil" menahan laju kemenangan UMP. "Apa yang digembar-gemborkan tentang sapu bersih UMP nyatanya tak terjadi," kata Francois Hollande, pimpinan Partai Sosialis, yang juga mitra hidup Segolene Royal.

Namun, keberhasilan kubu Sosialis ini diwarnai berita mengejutkan. Royal dan Hollande yang sudah 30 tahun hidup bersama dan dikarunia empat anak memutuskan untuk berpisah.

Royal yang akan meluncurkan buku terbarunya, Rabu, dalam sebuah wawancara mengatakan, Hollande telah berselingkuh. "Saya telah meminta Francois Hollande untuk pergi dari rumah kami dan mengejar cintanya. Saya berharap dia bahagia," kata Royal. (AFP/REUTERS/MYR)

No comments: