Tuesday, June 19, 2007

palestina
Salam Fayyad, PM Baru Favorit Barat

Penunjukan Salam Fayyad sebagai PM Palestina yang baru menggantikan Ismail Haniya dari kubu Hamas segera mendapat sambutan hangat dari Barat. Surat kabar Israel, Haaretz, bahkan memuji Fayyad sebagai "Orang Palestina Favorit Semua Orang".

Itu tidaklah mengherankan mengingat Fayyad seorang pragmatis dengan latar belakang pendidikan Barat dan pernah bekerja di institusi Barat, yaitu Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Ia fasih berbahasa Inggris, yang dengan mudah mengutip ucapan-ucapan Thomas Jefferson (mantan Presiden AS), serta meyakini prinsip transparansi dan akuntabilitas.

"Seorang profesional dan penuh pengabdian yang menggabungkan komitmen besar kepada bangsa Palestina dengan integritas dan profesionalisme," demikian Fayyad diperkenalkan dalam sebuah pidato di lembaga think tank Brookings Institution di Washington pada tahun 2002.

Pujian lain dilontarkan Haaretz dalam sebuah tulisannya tahun ini. "Semua orang yang bertemu dia (Fayyad) dalam beberapa tahun terakhir terpikat kepadanya. Di Jerusalem, Washington, Paris, London, dan kota-kota lain, Fayyad menjadi ikon mutlak Palestina, mitra yang ideal," tulis Haaretz.

Seorang juru bicara mantan PM Israel Ariel Sharon pun memuji Fayyad. "Segala hal yang dilakukan Fayyad sangat dihargai dan merupakan hal yang benar," katanya. Menlu AS Condoleezza Rice pun tidak ketinggalan melontarkan pujian semacam itu saat bertemu Fayyad setelah kembali menjabat sebagai menteri keuangan tahun ini.

Fayyad diangkat sebagai Menteri Keuangan Palestina pada 2002-2005. Kemudian, dia kembali ditunjuk sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan persatuan Palestina yang dibentuk pada Maret 2007.

Pada masa jabatan pertama sebagai menteri keuangan, upaya Fayyad berhasil membujuk donor internasional menyalurkan dana secara langsung kepada Otoritas Palestina, tak lagi melalui badan nonpemerintah.

"Jalan Ketiga"

Pada tahun 2006, Fayyad terpilih sebagai anggota parlemen melalui pemilu demokratis. Dia memimpin sebuah kelompok kecil, Jalan Ketiga, yang terdiri atas para kandidat yang tidak memihak Fatah maupun Hamas.

Saat Hamas memenangi pemilu, Fayyad menolak bergabung dengan pemerintahan yang dibentuk Hamas. Namun, dia setuju untuk kembali menjabat sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan persatuan tahun ini guna membujuk para donor Barat agar mencabut boikot bantuan yang diberlakukan kepada Pemerintah Palestina menyusul kemenangan Hamas.

"Saya percaya bahwa prioritas utama saya adalah memimpin upaya untuk mengakhiri sanksi ekonomi dan memulihkan sektor keuangan publik kita yang melempem," tulis Fayyad dalam editorial di sebuah surat kabar Palestina dua pekan setelah penunjukkannya.

"Sebagai seorang Palestina, adalah tugas saya untuk mengharapkan dan melakukan upaya terbaik guna mewujudkan mimpi rakyat saya menjadi kenyataan. Kami adalah orang yang berhak menikmati kemerdekaan di tanah kami. Kami adalah rakyat yang berhak hidup dalam damai dan kerja sama ekonomi dengan tetangga kami, termasuk Israel," kata Fayyad.

"Kami tidak ingin menjadi negara pengemis karena kami memiliki kemampuan dan pendidikan dan bakat yang membuat kami mampu membangun ekonomi yang makmur dan demokrasi yang kuat," ujarnya.

Fayyad dilahirkan pada April 1952 di wilayah Tulkarem, bagian utara Tepi Barat. Dia meraih gelar sarjana muda teknik mesin dari American University of Beirut dan meraih gelar master administrasi bisnis, kemudian gelar doktor bidang ekonomi dari University of Texas.

Pada tahun 1987, Fayyad bergabung dengan Bank Dunia di Washington, tempat dia bekerja sebelum menjadi perwakilan IMF di Jerusalem pada 1995- 2001. Sebelumnya, dia juga bekerja di Arab Bank sebagai kepala perwakilan di Tepi Barat.

Fayyad sudah meramu susunan kabinet baru dalam tempo 24 jam untuk menggantikan kabinet pemerintahan persatuan yang dibubarkan Presiden Mahmoud Abbas setelah Hamas menguasai Jalur Gaza. (afp/fro)

No comments: